Bisnis.com, JAKARTA—PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) menggelar layanan 4G Long Term Evolution secara komersial di frekuensi 1.800Mhz seiring dengan rampungnya persiapan ekosistem pendukung seperti jaringan, handset dan aplikasi.
CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengungkapkan keterlambatan peluncuran 4G ini karena pihaknya turut mempersiapkan ekosistemnya.
“Ini memang memakan waktu karena kami mempersiapkan komponen ekosistem lainnya. Saya tidak mau hanya jaringan yang hidup. Terus apa? Karena persiapan ekosistem lebih rumit, handset lebih rumit, aplikasi yang mau dikembangkan seperti apa. Saat ini kami menggunakan 10Mhz di frekuensi 1.800Mhz dan 5Mhz di 900Mhz, `” ujarnya Senin (30/11/2015) di sela-sela peluncuran IM3 4G plus di Jakarta.
Alex menambahkan akan meluncukan layanan 4G ini di 35 kota pada 2015. Namun, pada tahap pertama akan diluncurkan di 21 kota. Selanjutnya, penambahan kota akan dilakukan pada 2016. Sedangkan untuk kapasitas bisa menjangkau untuk 40 juta konsumen.
“Kami menyiapkan coverage sebanyak 40 juta. Itu merupakan total populasi coverage. Januari nanti akan bertambah lagi sekitar lima juta setiap bulannya,” ujarnya.
Alex mengungkapkan tidak ada target secara khusus untuk penambahan konsumen baru menggunakan jaringan Indosat. Namun, dia berharap para pengguna 3G bisa mulai berpindah menggunakan layanan 4G.
“Kami berharap dapat merubah secepat mungkin pelanggan 2G pindah ke 4G jangan ke 3G lagi karena memang dari segi investasi pun layanan 3G tidak seefisien 4G. Konsumen 3G pun diharapkan secepat mungkin geser ke 4G agar kapasitas di 4G bisa growth dan bisa lebih terkontrol,” paparnya.
Terkait nilai investasi, Alex mengungkapkan telah melakukan investasi sebesar US$1,7 miliar untuk modernisasi jaringan. Nilai investasi tersebut dilakukan untuk jaringan 2G, 3G hingga 4G sejak 2013 hingga 2015 dan investasi tersebut memang didominasi untuk jaringan 4G.
“Investasi jaringan 4G sudah dilakukan sejak 2013. Nilai investasi dari 2014 dan 2015 sekitar US$700 juta. Terkait dengan jaringan mungkin sudah US$1,7 miliar, tetapi tercampur antara 2G, 3G, dan 4G,” ujarnya.