Pengetahuan Masyarakat Tentang Iptek Hambat Inovasi

Yulianisa Sulistyoningrum
Rabu, 2 September 2015 | 16:51 WIB
Ilustrasi/hmte.ugm.ac.id
Ilustrasi/hmte.ugm.ac.id
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Berdasarkan hasil survei Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap sejumlah masyarakat di sepuluh kota besar di Indonesia, ternyata 54% masyarakat Indonesia masih kurang paham tentang iptek.

"Apa yang dibayangkan responden pada saat mendengar iptek di mata mereka dianggap sebagai penemuan besar, iptek berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia dan iptek merupakan alat untuk melakukan perubahan," papar Kepala Pusat Penelitian Perkembangan Iptek LIPI, Trina Fizzanty dalam peluncuran buku Persepsi Masyarakat Indonesia Terhadap Iptek di Auditorium LIPI, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Menurut Trina, survei persepsi tersebut bertujuan untuk mengatahui sejauh mana kepedulian masyarakat terhadap perkembangan iptek.

"Karena dengan kita tahu sejauh mana awareness masyarakat terhadap iptek dapat digunakan untuk mengambil kebijakan," ujarnya.

Berdasar tingkat pendidikan responden diketahui bahwa 57% masyarakat berpendidikan sarjana memiliki tingkat pengetahuan iptek yang cukup. Sedangakn 45% masyarakat dari tingkat pendidikan SMA masih sangat kurang pengetahuannya tentang iptek.

Hal ini, papar Trina, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kepedulian dan pengetahuan masyarakat tentang iptek.

Selain itu, akses informasi yang diperoleh masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap pengetahuan tentang iptek.

"Yang menjadi fenomena sekarang, 49% masyarakat memperoleh informasi tentang iptek dari internet. Padahal tahun 2008 kita survei, 70% masyarakat memperoleh informasi dari media televisi. Berarti pengaruh teknologi komunikasi dan internet sangat berpengaruh terhadap akses serta pengetahuan," ungkapnya.

Namun, yang sangat disayangkan, isu yang paling dipahami masyarakat yang didapat dari internet adalah media sosial. Dengan demikian, ketertarikan masyarakat terhadap iptek masih sangat kurang.

"Akibatnya, para pengambil keputusan dan peneliti susah untuk berinovasi yang berbasis user need atau berdasarkan kebutuhan masyarakat, karena masyarakat lebih terpengaruh dengan sosial media," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper