Bisnis.com, JAKARTA – Zinit, perusahaan startup SaaS (Software as a Service) global yang menyediakan jasa pengadaan atau procurement dengan proses otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) masuk ke pasar Indonesia dengan investasi sebesar $2 juta atau Rp30 Miliar.
Melalui investasi ini, Zinit membuka kantor pertamanya di Jakarta, dan membangun tim yang didukung oleh tenaga lokal.
Langkah ini menunjukkan komitmen jangka panjang Zinit terhadap pasar Indonesia dan ekosistem pemasoknya yang berkembang pesat.
Zinit mengkhususkan diri pada segmen pengadaan tidak langsung (indirect procurement) — segmen ini menyumbang sekitar 15-30% dari pasar pengadaan swasta Indonesia.
Dengan potensi nilai sekitar $200 Miliar atau Rp3 Kuadrilliun selama beberapa tahun ke depan. Zinit mengatasi masalah pengadaan tidak langsung di Indonesia yang sebagian besar masih bergantung pada proses manual dan hubungan informal dengan pemasok.
Perusahaan membantu dengan menyederhanakan pembelian, mengurangi pengeluaran tidak langsung hingga 30%, meningkatkan transparansi, dan membuka peluang baru bagi pemasok lokal untuk berpartisipasi dalam tender perusahaan.
Co-Founder Zinit Andrey Chernogorov menjelaskan platform B2B berbasis AI ini mengkhususkan diri di segmen pengadaan tidak langsung (indirect procurement). Segmen ini menyumbang sekitar 15-30% dari pasar pengadaan swasta Indonesia.
Berdasarkan statistik perdagangan dan analisis ekonomi makro yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Swiss di Indonesia, segmen pengadaan tidak langsung punya potensi nilai sekitar $200 Miliar atau Rp3 Kuadrilliun selama beberapa tahun ke depan.
Saat ini, lanskap procurement di Indonesia sangat terbuka terhadap inovasi mengingat cepatnya transformasi digital yang terjadi. Andre juga menilai RI memiliki kebijakan antikorupsi yang kuat dan fokus besar pada solusi-solusi yang mengutamakan kekuatan lokal.
“Zinit Indonesia memiliki layanan cloud yang sepenuhnya lokal. Inilah yang menjadikan kami sebagai mitra yang tepat bagi pelanggan Indonesia, berbeda dengan perusahaan-perusahaan Barat pada umumnya,” katanya dalam siaran pers, Selasa (17/6/2025).
Kendati berskala besar, sambung Chernogorov, pengadaan tidak langsung di Indonesia sebagian besar masih bergantung pada proses manual dan hubungan informal dengan pemasok.
Perusahaan, lanjutnya, membantu perusahaan menyederhanakan pembelian, mengurangi pengeluaran tidak langsung hingga 30%, meningkatkan transparansi, serta membuka peluang baru bagi pemasok lokal untuk berpartisipasi dalam tender perusahaan.
Solusi Zinit diklaim memiliki sejumlah keunggulan. Antara lain penggunaan Bahasa Indonesia, menawarkan terjemahan real-time, serta menggunakan tenaga AI untuk melakukan pencocokan pemasok dalam rangka menyederhanakan proses tender bagi pembeli dan pemasok.
“Dengan sistem penetapan harga berbasis pada hasil yang didapatkan, perusahaan hanya membayar saat hasil pengadaan telah diterima,” ujarnya.
Sejak peluncuran awalnya, lebih dari 40 perusahaan, termasuk Ucoal Sumberdaya, Kayan Hydropower Nusantara, Amcor, Propan, Wipro Unza Indonesia, Bobobox, telah menerbitkan tender terbuka melalui platform Zinit di berbagai kategori.
Meliputi logistik, layanan pemasaran, manajemen fasilitas, dan perlengkapan kantor. Dalam beberapa bulan, lebih dari 50 tender telah dimulai dan kini 12 perusahaan aktif menjalankan pengadaan melalui Zinit, dan 34 perusahaan lain sedang mengikuti program percobaan.