Ponsel Android Kian Berjaya. BlackBerry Menuju Masa Redup?

Sanjey Maltya
Rabu, 28 Januari 2015 | 16:50 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA-- Pangsa pasar ponsel dengan dua sistem operasi berbeda ditengarai sedang bergerak menuju dua arah yang berlawanan.

Lembaga riset International Data Corporation (IDC) melalui PT IDC Indonesia meramalkan ponsel dengan sistem operasi Android akan semakin meraja, sementara pesaingnya BlackBerry justru semakin terpuruk.

Country Manager IDC Indonesia Sudev Bangah mengestimasi penguasaan pangsa pasar Android akan semakin melebar menjadi 96%.

"Sementara BlackBerry terjungkal hanya 2%. Sisanya diisi oleh iOS dan Windows Phone masing-masing 1%," ujarnya yang ditemui Bisnis, Rabu (28/1/2015).

Keterpurukan BlackBerry memang tidak terjadi secara tiba-tiba mengingat pada 2011 lalu, pangsa pasarnya masih berada pada capaian 43%.

Namun pada 2013, porsi penguasaan jatuh hingga 12% sementara Android meroket tiba-tiba dari 36% pada 2012 menjadi 81% pada 2013.

Sebelumnya, Sudev menjelaskan BlackBerry sebenarnya masih mampu mempertahankan loyalitas brand di tanah air, meski kalah saing dengan Android yang dipersenjatai jutaan aplikasi dan user experience yang lebih mumpuni.

Berdasarkan riset perseroan, pengapalan ponsel pintar sepanjang 2015 di Indonesia akan mencapai 29.769.332 unit.

Jumlah tersebut naik sekitar 20,11% dibandingkan total pengapalan tahun lalu yang hanya 24.783.746 unit.

Senior Analyst IDC Indonesia Lutfi Husein menambahkan hilangnya segmen ponsel pintar dengan harga menengah akibat penguatan pemisahan segmentasi high-end dan low-end, tidak akan berlaku di Indonesia.

"Masyarakat pengguna ponsel low-end masih begitu besar, sehingga ketika mereka ingin eskalasi teknologi ponsel pintar tentu tidak mungkin langsung meloncat memilih ponsel dengan harga super mahal," terangnya kepada Bisnis, Rabu.

Memang, industri ponsel murah asal Tiongkok yang merajai segmen low-end kini perlahan-lahan mulai memakan segmen menengah yang sebelumnya diisii industri asal Jepang dan Korea Selatan, sehingga brand seperti Oppo dan Lenovo memainkan peran yang berbeda.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sanjey Maltya
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper