Bisnis.com, JAKARTA - Kebutuhan perusahaan atas perangkat lunak business inteligence (BI) yang bisa dikostumisasi menjadi incaran.
Kali ini, Qlik, penyedia perangkat lunak business inteligence (BI) asal Amerika Serikat, meluncurkan Qlik Sence untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Terry Smagh, Vica President Asia Qlik, mengatakan kendala yang dihadapi perusahaan saat ini adalah saat ini lambatnya pengambilan keputusan yang disebabkan kurang powerfull-nya platform BI-nya.
“Sekitar 22% dari enterprise yang sudah menggunakan BI mengatakan saat ini perangkat yang mereka gunakan tidak cukup powerfull,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Dia mengungkapkan kelemahan tersebut berimplikasi pada lembatnya proses pengambilan keputusan, yang semestinya terbantu dengan BI. Menurutnya, waktu untuk membuat laporan—yang dijadikan pijakan untuk mengambil keputusan—rata-rata industri global selama 6,3 minggu.
Selain kendala performa, dia juga menilai perusahaan besar kian membutuhkan perangkat yang dapat dikostumisasi sendiri. Dia menyitir hasil temuan dari Gartner yang memprediksi pada 2015 perusahaan besar akan membeli platform BI yang memiliki fitur yang dapat dikostumisasi.
Untuk menjawab kebutuhan itu, dia mengatakan, pihaknya meluncurkan Qlik Sense, yang dia klaim memiliki performa memadai tetapi bisa dikostumisasi oleh pengguna. Produk tersebut merupakan portofolio produk kedua setelah Qlik View.
Pada kesempatan yang sama, Viktor Ng, Lead Solution Architect Asia Tenggara dan Utara Qlik, mengungkapkan produk anyarnya tersebut dapat mengumpulkan data dari berbagai platform seperti database dan media sosial.
Data tersebut, katanya, kemudian ditampilkan dalam virtualisasi yang dapat dikostumisasi untuk membuat insight. “Yang lebih penting dari itu, Qlik Sense juga dapat diakses dari perangkat mobile,” lanjutnya.
Meski percaya diri dengan keunggulan tersebut, keduanya enggan mengungkapkan target pasar Indonesianya. “Tidak ada target khusus. Ini produk untuk lintas industri dari transportasi, logistik, ritel, dan sebagainya,” kata Terry.