Bisnis.com, JAKARTA— Kakao, perusahaan penyedia layanan pesan instan asal Korea, membukukan pendapatan US$203 juta pada 2013.
Seperti dilansir dari TechinAsia, laba bersih Kakao mencapai US$59 juta di mana 84% di antaranya dihasilkan lewat komisi dari games, e-commerce, dan konten. Sementara 16% lainnya datang dari iklan. Dibandingkan dengan 2012, pendapatan perusahaan melonjak hampir 5 kali lipat. Sementara itu laba bersih meroket 10 kali lipat.
Kendati tumbuh pesat, pendapatan Kakao masih kalah dari pesaingnya Line. Tahun lalu, perusahaan yang menyediakan layanan sejenis ini meraih pendapatan US338 juta. Dari sisi jumlah pelanggan Kakao juga masih tertinggal. Line saat ini memiliki 350 juta pengguna, sedangkan Kako hanya 140 juta.
Pada Februari lalu, The Wall Street Journal melaporkan Kakao sedang mempersiapkan penawaran umum perdana dengan valuasi mencapai US$1 miliar. Aplikasi pesan instan nampaknya memang sedang berkembang pesat.
Beberapa waktu lalu, Facebook rela menggelontorkan US$19 miliar untuk mengakuisisi Whatsapp. Hal yang sama juga dilakukan oleh Rakuten yang membeli Viber senilai US$900 juta