Bisnis.com, JAKARTA – Nintendo Co. (pabrikan konsol game Jepang) menderita rugi US$240 juta (sekitar Rp2,9 triliun) selama tahun fiskal 2013/2014 yang berakhir Maret 2014.
Kerugian itu berimbas ke anjloknya harga saham Nintendo sebesar 7,5% di Bursa Saham Frankfurt hari ini, Jumat (17/1/2014), ke level 13.551 pada pukul 09:03 waktu Jerman atau pukul 15.03 WIB.
Dalam konferensi persnya di Tokyo hari ini, Presiden Direktur Nintendo, Saturo Iwata, mengakui penjualan mesin konsol 3D (3 dimensi) Wii U gagal bersaing dengan Sony PlayStation 4 dan Xbox One dari Microsoft.
“Kami memperkirakan bahwa penjualan selama tahun fiskal 2013/2014 gagal memenuhi perkiraan sebelumnya dengan proyeksi laba cukup besar,” ujarnya hari ini, Jumat (17/1/20140), seperti dikutip Bloomberg.
Nintendo semula menargetkan keuntungan sebesar 55 miliar yen (US$528 juta) atau sekitar Rp6,3 triliun.
Namun pabrikan konsol game dari Negeri Sakura itu akhirnya menyerah dan memperkirakan kerugian sebesar 25 miliar yen (US$240 juta) atau sekitar Rp2,9 triliun jika dikonversi dengan kurs tengah Bank Indonesia Rp12.127/US$.
Mitsushige Akino, Chief Fund Manager Ichiyoshi Asset Management Co. di Tokyo, menilai selain gagal bersaing dengan PlayStation4 dan Xbox One, kehadiran fitur game ponsel pintar dan tablet juga mulai menekan eksistensi Nitendo.
“Pasar game saat ini mulai ke ponsel pintar dan tablet. Nitendo harus memperluas model bisnis peranti keras game. Ini masalah struktural,” katanya.