Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Apple untuk merilis iPhone 5C yang disebut sebagai smartphone murah ternyata tak mampu mendongkrak popularitas apalagi penjualannya.
Padahal, sesaat sesudah peluncuran, Apple begitu percaya diri ponsel pintar warna-warni mampu menjadi pilihan konsumen terutama di negara berkembang seperti India dan China.
Alasan penjualan ponsel pintar ini tak sesuai ekspektasi pun sederhana. Harganya tak semurah namanya. Sebelumnya, Apple membuat iPhone 5C dengan menurunkan biaya produksi, mengganti cover belakang aluminium dengan polycarbonate.
Lembaga riset TrendForce memproyeksikan pada kuartal IV/2013 penjualan iPhone 5C terus merosot, yakni hanya mampu mencapai 24% dari total penjualan iPhone sepanjang tahun ini. Padahal, penjualan iPhone 5C sebelumnya justru digadang-gadang mampu mencpai 70%.
TrendForce memaparkan, sepanjang kuartal III/2013, Apple hanya mampu mengapalkan 33,8 juta unit iPhone, dengan kontribusi penjualan iPhone 5S dan 5C digabungkan mencapai 50%. Pada kuartal IV/2013, Apple telah mengurangi target penjualan sebanyak 11 juta unit.
Dilansir CTechCN dan GSM Arena, Apple saat ini terus mengurangi produksi iPhone 5C. Pasalnya, pabrik komponen ponsel Poxconn di Zhengzhou yang umumnya per minggu memproduksi total 50.000 unit, kini berkurang menjadi 8.000-9.000 unit. Tak hanya itu, Protek, pabrik komponen iPhone 5C mencatat pemotongan pesanan hingga 75%.
Hingga kini iPhone 5C dan 5S memang belum masuk pasar Indonesia. Berdasarkan pengalaman di sejumlah negara, harga iPhone 5C juga tampaknya tak akan berbeda jauh dengan pendahulunya iPhone 5. Lalu apakah Anda masih menunggu iPhone "murah" ini?