Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah maraknya bisnis e-commerce di Indonesia ternyata banyak konsumen di Tanah Air yang tak puas saat berbelanja online.
Menurut survei yang dilakukan Rakuten Belanja Online dan Redshift Research diketahui sebanyak 84% responden di Indonesia tidak puas dengan pengalaman berbelanja online mereka. Kondisi itu tak jauh berbeda dengan konsumen di Taiwan yang tercatat sebanyak 86%.
Survei tersebut melibatkan 2.008 konsumen dari Indonesia, Taiwan, Malaysia dan Thailand. Jumlah responden dari Indonesia tercatat sebanyak 508 orang. Hasil survei yang dilakukan pada Mei 2013 itu dituangkan dalam laporan berjudul Rakuten Smart Shopping Survey.
Menurut survei ini hal utama yang memicu kekecewaan konsumen saat berbelanja online adalah kondisi barang yang tak sesuai dengan aslinya.
Sebanyak 49% konsumen di Indonesia mengaku pernah mengalami kejadian tersebut. Sebanyak 23% responden lainnya mengaku kualitas barang yang mereka terima mengecewakan.
Menurut Rakuten kondisi tersebut bisa jadi dipicu keengganan konsumen untuk bertanya kepada merchant. Dari survei di semua negara, hampir sepertiga konsumen menyatakan jarang berinteraksi dengan merchant selama proses belanja online.
“Tapi di Indonesia sepertinya agak berbeda, konsumen lebih aktif berkomunikasi dengan merchant. Mereka lebih suka langsung C2C,” ujar Direktur Rakuten Belanja Online Indonesia Yasunobu Hashimoto di Jakarta, Jumat (1/11/2013).
Dia menyebutkan sebanyak 42% konsumen di Indonesia lebih memilih berkomunikas dengan penjual melalui fasilitas livechat. Mereka yang menghendaki komunikasi melalui email hanya 31%. Begitu pula dengan komunikasi telepon yang hanya diminati 27% responden.
Survei tersebut juga menemukan sebanyak 19% responden di Indonesia tidak menyelesaikan transaksi, karena memilih untuk mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum berbelanja.
Kebanyakan dari mereka mengakses situs jual beli online untuk mendapatkan informasi terlebih dahulu atas barang yang ingin mereka beli.
Namun ada juga konsumen yang batal bertransaksi karena merasa tidak yakin dengan keamanan di situs belanja online yang mereka kunjungi. Jumlah mereka sebanyak 18%. Adapun sekitar 14% konsumen lainnya mengaku enggan bertransaksi karena masih tidak yakin dengan reliabilitas penjual bersangkutan.