Nasib BlackBerry Makin Suram, BBM Cari Celah via Android

Sutarno
Senin, 23 September 2013 | 17:29 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para pengguna BlackBerry di Tanah Air masih asyik dan sangat terbantu dengan eksistensi ponsel pintar yang mengandalkan jaringan pesan  BBM (BlackBerry Messenger).

Kemudahan berkomunikasi sesama pengguna Blackberry menjadi alasan utama pengguna ponsel di Tanah Air untuk terus memakainya.

Pangsa Pasar Ponsel Dunia Kuartal II/2013 Berdasarkan Sistem Operasi

Sistem operasi

Pangsa pasar

Android

79,0%

iOS

14,2%

Windows

3,3%

Blackberry

2,7%

Bada

0,4%

Symbian

0,3%

Lainnya

0,2%

Total

100,0%

Sumber:Gartner

Di balik itu semua, mungkin di antara Anda tidak menyadari bahwa kinerja finansial Research In Motion  (RIM) selaku produsen Blackberry makin ngos-ngosan.

Laporan keuangan Kuartal I  (April-Juni) tahun fiskal 2013/2014 yang berakhir Juni 2013 menunjukkan RIM masih merugi US$84 juta (sekitar Rp0,92 Triliun), kendati mampu meraih omzet penjualan US$3,1 miliar (sekitar Rp34,1 triliun).

Puncak kehancuran RIM terjadi tahun lalu, yaitu Kuartal I tahun fiskal 2012/2013 atau periode April-Juni 2012 ketika produsen BlackBerry itu menderita kerugian UA$518 juta (sekitar Rp5,7 triliun).

Kehancuran BlakcBerry tersebut tak lepas dari kehadiran ponsel berbasis Android. Pasar Blakcberry kian goyah, sementara ponsel Apple, dan Windows masih tetap eksis.

Data Gartner menunjukkan pangsa pasar ponsel Android di dunia pada kuartal II (April-Juni) 2013 mencapai 79%, sedangkan BlackBerry tinggal 2,7% atau menempati posisi ke-4 setelah Android, iOS, dan Windows.

Pada saat kondisis pasar suram, ternyata animo pengguna BlackBerry di Tanah Air belum mengendur. Mungkin ini yang membuat BlackBerry masih eksis dan sudah sepantasnya RIM berterima kasih karena penggunanya di Indonesia masih loyal.

Padahal, secara finansial kinerja keuangan RIM membuat sebenarnya menjadikan tanda tanya mengenai nasib kelangsungan BlackBerry.

Bayangkan, pangsa pasarnya tinggal 2,7% sedangkan kerugiannya mencapai Rp0,92 Triliun. Ini terjadi karena RIM melayani penjualan ponsel di samping memberikan layanan data BBM.

Dalam posisi seperti itu, BlackBerry sebenarnya mulai terjebak, karena bisnis ponsel pintarnya sudah tidak kompetitif, namun jaringan layanan BBM-nya masih belum tertandingi oleh ponsel pintar manapun.

Boleh dibilang BBM merupakan nilai lebih yang dimiliki RIM, sayangnya vendor ponsel pintar asal  Kanada itu tak mampu memelihara kinerja penjualan peranti kerasnya, yaitu ponsel BlackBerry.

Belakangan, RIM mulai membuka layanan BBM untuk bisa diakses dengan ponsel berbasis Android. Ini tentunya sangat membatu bagi para pengguna fanatik BBM jika ingin migrasi ke ponsel Android tetapi tetap masih bisa ber-BBM ria.

Apakah ini merupakan salah satu exit strategy bagi Reseach In Motion untuk perlahan-lahan meninggalkan bisnis peranti keras atau menangani penjualan ponsel BlackBerry yang justru membuatnya babak belur?

Dari sisi hitungan bisnis, langkah tersebut sangat masuk akal, karena RIM lebih bisa fokus meningkatkan jaringan layanan BlackBerry Messenger.

Yang menjadi pertanyaan, apakah RIM masih bisa mempertahankan eksistensi BBM ketika digunakan untuk ponsel pintar dengan platform Android? Pengguna Android pun barangkali akan bertanya untuk apa memasang BBM, karena mereka membeli ponsel Android karena sudah tak tertarik lagi dengan BlackBerry.

Kalau pada akhirnya BBM tidak diminati pengguna Android dan penjualan ponsel Blakcberry terus merugi, maka pengguna BlackBerry harus rela kalau pada akhirnya ponsel pintar itu harus berhenti sampai di sini.

Namun, rasanya RIM tidak akan menyerah begitu saja. Selain menawarkan BBM ke vendor ponsel Android, masih ada satu exit Strategy lain yang bisa ditempuh: menjual BlackBerry ke perusahaan lain.

Itu seperti yang dilakukan Nokia setelah menyerah dan memutuskan untuk menjual unit bisnis ponselnya ke Microsoft senilai US$7,2 miliar.

Kira-kira perusahaan mana yang yang berminat membeli BlackBerry? 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Sutarno
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper