Bisnis.com, JAKARTA - Model bisnis melalui sistem paket dianggap lebih menguntungkan dalam produksi software ketimbang skema lainnya lantaran lebih mudah dalam pengembangan dan mengurangi kebutuhan customer support.
Direktur Andal Software Indra Sosrodjojo mengatakan ada sejumlah model bisnis yang saat ini dilakukan para pebisnis software di Tanah Air. Selain melalui paket beberapa dari produsen tersebut juga menerapkan model bisnis custom.
“Model bisnis custom mungkin butuh modal lebih sedikit tapi delivery time jadi lebih tinggi dan kualitas produk juga relatif rendah,” ujarnya saat peluncuran produk baru Andal Software di Jakarta, Senin (9/9/2013).
Kekurangan lain, katanya, adalah kebutuhan customer support yang lebih tinggi. “Kami pernah menerapkan itu namun akhirnya masuk ke software untuk enterprise product,” imbunya.
Menurut Indra pihaknya kini hanya fokus mengerjakan software untuk keperluan payroll karena segmen yang lebih potensial yakni kalangan enterprise. Dia meyakini strategi tersebut lebih baik ketimbang membuat software untuk mass product.
Dia menyebutkan pengembangan software untuk mass product rata-rata butuh waktu yang lebih lama belum lagi dukungan kepada pelanggan yang jauh lebih tinggi. Dia menambahkan ke depan pihaknya akan memilih bisnis model multi sided yang juga banyak digunakan berbagai perusahaan ternama seperti Apple dengan iTunes serta Amazon.
Software payroll, kata Indra, cukup menguntungkan dari segi bisnis karena banyak perusahaan yang membutuhkan. “Aturan pajak kan juga berubah terus, produk jadi berkembang,” katanya.
Marketing Manager Andal Software V Welly Rosianty mengatakan saat ini terdapat ratusan software house di Indonesia dengan model bisnis masing-masing. Dia menyebutkan terdapat 10% software house yang memilih model bisnis paket, sebanyak 40% memilik custom dan 50% lainnya mengadopsi semi custom.
Software berbasis paket, katanya, dapat memenuhi 80% hingga 100% kebutuhan pasar. “Kalau model custom jelas bisa 100% tapi mereka butuh delivery time dari 6 bulan sampai 24 bulan, kami lebih memilih di paket,” katanya.
Welly menyebutkan model bisnis tersebut dapat memicu efisiensi lantaran terjadi penghematan biaya. Menurut Welly tahun ini pertumbuhan penjualan produk software Andal telah mencapai 65%.
Berbagai produk Andal Software, katanya, ditujukan untuk perusahaan dengan jumlah karyawan minimal 300 orang. Namun ke depan pihaknya bakal menyasar perusahaan yang hanya memiliki jumlah karyawan maksimal 150 orang. “Karena permintaan dari mereka ternyata juga banyak.”