Kominfo Akan Geser Smart Telecom ke 2,3GHz

Galih Kurniawan
Rabu, 4 September 2013 | 04:00 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memindahkan Smart Telecom dari spektrum 1900MHz ke 2,3GHz untuk mengatasi kendala interferensi yang terjadi lantaran blok yang mereka tempati berdekatan dengan blok universal mobile telecommunication system (UMTS) 2,1GHz.

“Menteri Kominfo sudah meminta untuk mengkaji ini, sebenarnya sejak lama pun sudah ada rencana itu,” ujar Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Muhammad Budi Setiawan di Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Dia menyebutkan kajian tersebut ditargetkan selesai dalam waktu 1 tahun sedangkan pelaksanaan hasil kajian itu diharapkan memakan waktu 2 tahun. Budi menyebutkan pilihan pemindahan ke spektrum 2,3GHz lebih rasional ketimbang 850MHz yang memerlukan konsolidasi terlebih dahulu.

Menurutnya tawaran tersebut sudah disampaikan kepada Smart Telecom beberapa tahun lalu. “Awalnya mereka menolak tapi baru setahun terakhir ini mereka mau,” ujarnya.

Dia mengatakan saat ini Smart Telecom memiliki pita frekuensi selebar 7,5MHz di spektrum 1900MHz. Pemindahan ke spektrum 2,3GHz, kata Budi, bisa jadi akan disertai dengan insentif lain.

Salah satu yang tengah dipertimbangkan adalah penambahan frekuensi menjadi 15MHz atau 20MHz karena sisa blok di spektrum 2,3GHz. Dia menambahkan sisa frekuensi di spektrum 2,3GHz masih cukup banyak mencapai 60MHz.

Menurutnya biaya hak penggunaan (BHP) yang harus dikeluarkan di spektrum 2,3GHz tergolong murah. Dari sebanyak 15 zona yang ada di spektrum tersebut, kata dia, hanya Jabotabek saja yang berharga ratusan miliar rupiah. “Kalau zona lain mungkin sekitar puluhan miliar, tapi itu kan nanti pengadilan yang menetapkan berapa,” imbuhnya.

Meski begitu dia tidak menampik perpindahan tersebut akan membawa dampak investasi baru bagi Smart Telecom. Selain harus mempersiapkan peralatan, perangkat yang tersedia untuk pengguna pun terbatas.

Tak hanya itu investasi juga akan meningkat lantaran Smart Telecom harus membangun lebih banyak base transceiver station (BTS) karena jangkauan spektrum 2,3GHz yang lebih sempit.

“Tapi mereka sudah klaim siap dengan peralatan, perangkat yang baru sekarang kan juga sudah banyak yang bisa [beroperasi di 2,3GHz],” kata Budi.

Dia mengatakan Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia di mana teknologi telekomunikasi PCS1900 berdampingan dengan UMTS 2,1GHz. Budi mengaku sudah banyak menerima masukan dari negara lain terkait hal tersebut. Spektrum 1900MHz, kata dia, sedianya digunakan untuk satelit.

Meski pemindahan Smart Telecom ke spektrum 2,3GHz memakan waktu tahunan, Budi menyebutkan penataan 3G di spektrum 2,1GHz tetap akan diselesaikan tepat waktu. Menurutnya Kominfo akan melakukan penegakan hukum kepada Axis yang terlambat melakukan migrasi ke blok 11 dan 12 dan justru kukuh bertahan di blok 2 dan 3.

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan langkah Kominfo tersebut bisa berdampak baik. Dia menyebutkan interferensi yang terjadi di blok terakhir spektrum 2,1GHz dengan teknologi personal communication system (PCS) di 1.900MHz perlu diselesaikan.

“Untuk mencegah interferensi, blok 12 di 2,1GHz bisa dikosongkan dan menjadi guard band, tapi kalau Smart dipindah ya blok itu justru bisa digunakan,” katanya kepada Bisnis.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Galih Kurniawan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper