Bisnis.com, JAKARTA - Perusahan penyedia solusi keamanan, PT Senjaya Solusi Sekurindo (SSS) menyasar perusahaan kelas menengah ke atas untuk memasarkan kamera closed-circuit television (CCTV) Sony's sixth generation (G6). SSS menargetkan penjualan CCTV G6 dapat menyentuh angka US$3 juta pada akhir tahun.
Presiden Direktur PT Senjaya Solusi Sekurindo Jeffrey Liong mengatakan target itu dapat tercapai karena perusahaan menyasar perusahaan minyak dan gas, perbankan, pusat-pusat perbelanjaan dan perusahaan berskala besar lainnya. Melemahnya nilai tukar rupiah tidak mempengaruhi penjualan karena perusahaan memasarkan produk dengan menggunakan mata uang dollar.
“Dari awal kami menjual dengan dollar, jika ingin membayar dengan rupiah maka tinggal mengacu pada kurs pada hari dilakukan transaksi,” ujar Jeffrey di sela-sela peluncuran Sony G6 di Jakarta hari ini, Senin (2/9/2013).
Jeffrey mengatakan pendapatan perusahaan mayoritas berasal dari penjualan CCTV, access control, dan x-ray inspection system. Penjualan CCTV menyumbang hampir 50% dari total pendapatan perusahaan. Hal itu tidak lepas dari tingginya permintaan CCTV di Indonesia.
Marketing Ditrector PT Senjaya Solusi Sekurindo Timotius mengatakan CCTV di Indonesia masih didominasi oleh analog tetapi sistem IP system/ network terus bertumbuh seperti halnya tren global. Mengutip data IMS Research, Timotius mengatakan secara nilai penjualan network kamera naik dari US$10,5 juta di tahun 2012 menjadi US$14,4 juta di tahun 2013. Angka itu diperkirakan akan naik hingga US$35,4 juta pada 2016.
“Untuk internal pelanggan SSS sendiri perbandingannya sekitar 70% untuk analog dan 30% untuk IP sytem. Tahun lalu IP system masih sekitar 20%,” ujarnya.
Timotius mengatakan pertumbuhan penjualan CCTV berbasis IP system sejalan dengan pertumbuhan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas gambar yang dihasilkan kamera CCTV. Harga bukan lagi menjadi pertimbangan utama karena pengguna mulai mementingkan detil gambar yang dapat ditangkap CCTV.
“Harga paling murah untuk CCTV analog berkisar antara Rp1,5 juta sementara untuk IP system sekitar Rp2,5 juta,” ujar Timotius.