Bisnis.com, JAKARTA - Merayakan kemerdekaan dapat dilakukan dimana saja, bahkan di ruang virtual sekali pun. Para pengguna twitter di Indonesia, misalnya, sejak 3 tahun terakhir memanfaatkan micro-blog tersebut sebagai ‘lapangan upacara’ dengan menggunakan tagar #17an.
Pada peringatan HUT ke 66 Republik Indonesia yang lalu, sebuah akun twitter @ID_17an menginisiasi gerakan mengerek bendera secara virtual. Akun tersebut mengajak tweeps, sebutan bagi pengguna twitter, untuk beramai-ramai mengerek bendera dengan menggunakan tagar #17an. Setiap twit yang menyebutkan tagar tersebut akan dihitung secara otomatis sampai 16 Agustus 2011 pukul 23.59 wib. Hasilnya, ‘merah putih’ berhasil terkerek di ‘tanah’ twitter setelah mengumpulkan 1.781.945 twit.
Terlepas dari keterlibatan para pesohor menerus-kicaukan #17an, kampanye tersebut dapat dibilang berhasil memancing eforia keindonesiaan pengguna micro blog terbesar di dunia itu. Bahkan hingga kini kampanye tersebut terus dipelihara, menjadi semacam perayaan keindonesiaan setiap tanggal 17, pukul 17.17 wib pada setiap bulannya. Tweeps dapat berkicau apa pun, mulai dari hal-hal yang membanggakan tentang Indonesia hingga harapan atau kritik untuk (pemerintah) Indonesia.
Media sosial, mau tidak mau, harus diakui telah menjelma menjadi ‘corong’ atau media yang berpengaruh di Indonesia. Hal tersebut tentu tak dapat dilepaskan dari tingginya jumlah generasi internet atau Gen-C (Collective–Connected-Creator) di Indonesia.
Data yang dirilis SocialBakers pada Maret 2013 menunjukkan pengguna Twitter di Indonesia mencapai 29juta orang, terbesar kelima di dunia. Sementara pengguna facebook di Indonesia, menurut Mashable, telah mencapai 64juta orang pada Juni 2013. Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu Negara ‘kunci’ bagi kesuksesan Facebook saat ini dan di masa depan.
SocialBakers dan MediaBistro juga melaporkan bahwa pengguna Facebook di Jakarta mencapai 11.658.760 orang. Jumlah yang menjadikan Jakarta sebagai Ibukota Negara dengan pengguna Facebook terbesar kedua setelah Bangkok.
Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris, bahkan pernah melaporkan Jakarta sebagai kota paling cerewet menyesapi ruang twitter dengan 10juta tweet per hari. Maka tak heran jika Indonesia dikenal pula sebagai negeri penghasil trending topic di twitterland.
Melihat data tersebut, dalam konteks kemerdekaan ini, rasanya tak salah jika kita perlu memanfaatkan media sosial sebagai ‘lapangan upacara’. Bisa jadi perayaan kemerdekaan di media sosial menjadi kesempatan yang sangat baik untuk menjadikan Indonesia sebagai worldwide trending topic sehingga memancing keingintahuan warga global tentang Indonesia. Ujung-ujungnya, awareness ‘brand’ Indonesia akan semakin tinggi.
Selamat merayakan #17an, tujuhbelasan untuk satu tujuan. Indonesia yang lebih baik dan makin dikenal!