BISNIS.COM, JAKARTA – Winnti, organisasi penjahat cyber, yang menyerang perusahaan di industri game online sejak 2009 masih aktif beroperasi hingga saat ini.
Beberapa negara yang menjadi korban Winnti antara lain Korea Selatan, Cina, Rusia, Belarus, Jerman, Amerika Serikat, Brasil, Peru, Thailand, Vietnam, Taiwan, Jepang, dan Indonesia.
Laporan Kaspersky lab menyebut tujuan kelompok ini adalah mencuri sertifikat digital yang memiliki signature vendor software yang sah. Juga mencuri properti intelektual termasuk kode sumber (source code) dari proyek-proyek game online.
Lebih dari 30 perusahaan di industri game online telah diserang oleh kelompok Winnti. Kebanyakan dari perusahaan yang diserang adalah pengembang software yang memproduksi video game online di Asia Tenggara.
Selain itu, perusahaan-perusahaan game online di Jerman, Amerika Serikat, Jepang, China, Brazil, Peru, dan Belarusia juga teridentifikasi telah menjadi korban kelompok Winnti.
Selain mata-mata industri, para pakar Kaspersky Lab mengidentifikasi tiga skema utama monetization (mengubah sesuatu menjadi bernilai ekonomis, uang) yang bisa digunakan oleh kelompok Winnti untuk menghasilkan keuntungan ilegal.
Pertama, memanipulasi akumulasi mata uang di dalam permainan (in-game), misalnya “runes” atau “gold” yang digunakan para pemain dan mengkonversi uang virtual yang terkumpul menjadi uang asli.
Kedua, menggunakan kode sumber yang dicuri dari server game online untuk mencari kerentanan di dalam game tersebut. Lalu, meningkatkan dan mempercepat manipulasi mata uang in-game dan pengumpulannya tanpa menimbulkan kecurigaan.
Ketiga, menggunakan kode sumber yang dicuri dari server online game populer untuk menjalankan server bajakan milik mereka sendiri.
FOTO: Google Image