JAKARTA: International Data Corporation (IDC) mencatat Nokia masih memimpin pangsa pasar global hingga akhir tahun lalu dengan pencapaian pangsa pasar sebesar 27% serta total pengapalan produk handset atau telepon seluler (ponsel) mencapai 417, 1 juta unit.
Namun, hasil riset IDC yang dikeluarkan hari ini mengindikasikan penurunan pangsa pasar Nokia sebesar 5,6 basis poin ketimbang 2010. Kemerosotan tersebut dominan diakibatkan oleh kegagalan Nokia Lumia menyalip ketenaran smartphone berbasis iOS dan Android di Eropa.
Nokia Lumia hanya memeroleh 2% pangsa pasar di Benua Biru. Sementara itu, Google yang mengusung smartphone berbasis sistem operasi Android menguasai 50% serta Apple sebesar 20%. Namun, Nokia cukup tertolong oleh penjualan feature phone yang menyasar segmen pasar menengah bawah di sejumlah negara berkembang.
Samsung berpotensi menyodok urutan teratas berkat pencapaian 21,3% pangsa pasar global hingga akhir tahun lalu. Apple, LG, dan ZTE menguntit di belakang dengan perolehan pangsa pasar minor sebesar 6%, 5,7%, dan 4,3 %.
Sejak tahun lalu, Nokia mulai berupaya mengurangi produksi ponsel berbasis sistem operasi Symbian karena ingin fokus meningkatkan penjualan ponsel cerdas berplatform Microsoft Windows. Nyatanya hingga akhir tahun ini tren penjualan smartphone berbasis Windows Phone masih jauh dari harapan.
Saham Nokia tergelincir signifikan hingga 20 persen sejak peluncuran Nokia Lumia pada Oktober silam. Sejumlah investor khawatir Nokia tidak mampu menyalip pangsa pasar smartphone yang kini dikuasai oleh Google dan Apple.
Lukman Susetio, Head of Marketing Nokia Indonesia Nokia Indonesia, mengaku tak khawatir dengan gejala pasar yang kurang menggembirakan. Menurutnya, peluncuran Lumia di Indonesia akan menjadi momentum positif bagi pengguna yang menginginkan alternatif pilihan smartphone.
“Kami optimistis dengan desain user interface, produk Nokia selalu mewakili kepuasan konsumen di Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis hari ini.
Lukman mengungkapkan pihaknya akan segera memperkenalkan Nokia Lumia 710 dan 800 di Indonesia. Lumia 710 dan 800 merupakan ponsel cerdas yang menggunakan platform Microsoft dan diharapkan mampu bersaing dengan produk smartphone dan tablet.
President Director PT LG Electronics Indonesia Kim Weon Dae mengakui pihaknya memang belum mampu bersaing dengan vendor lain yang telah dominan di pasar global. Di Indonesia, LG hanya mampu meraup sekitar 2%—3 % pangsa pasar smartphone. Dia menargetkan tahun ini meraih 5% pangsa pasar smartphone untuk segmen konsumen high-end di Indonesia.
Menurut Kim, pihaknya akan mengkaji model bisnis yang tepat bagi konsumen di Indonesia. Dia menilai pasar smartphone sangat menjanjikan seiring melajunya pertumbuhan internet di Indonesia. Karakteristik pasar di Indonesia, serunya, cenderung lebih tertarik dengan kehidupan sosial media.
“Pengguna facebook di Indonesia merupakan terbanyak kedua di dunia. Setiap ponsel LG nantinya akan mengakomodasi teknologi LTE di mana akses internet akan sangat cepat,” ungkapnya kepada Bisnis belum lama ini.
LG berencana meluncurkan sejumlah produk smartphone berteknologi 3D dengan sistem operasi Android dan Windows Phone guna meningkatkan pangsa pasar pada segmen konsumen kelas atas.Hingga kini, baru 7 produk smartphone LG yang masuk ke Indonesia termasuk seri Optimus.
Sejumlah produk smartphone LG akan dibundel dengan aplikasi yang terhubung dengan layanan LG Smart Diagnosis. Aplikasi tersebut akan mendeteksi kerusakan produk dan merekomendasikan langkah perbaikan. (sut)