LEMPAR BLACKBERRY: Diawali penyampaian petisi ke Kedubes Kanada

Lingga Sukatma Wiangga
Kamis, 12 Januari 2012 | 17:32 WIB
Bagikan

JAKARTA: Aksi Lempar BlackBerry akan diawali dengan penyampaian petisi protes kepada Kedubes Kanada.Direktur Eksekutif Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) yang juga penggagas Lempar BlackBerry Kamilov Sagala mengatakan dalam waktu dekat ini pihaknya akan menyampaikan petisi protes RIM."Protes berisi ketidakpatuhan RIM, badan usaha dari Kanada kepada Kedubes Kanada," ujarnya hari ini.Menurut dia, jika petisi tersebut tidak ditanggapi oleh pemerintah Kanada, maka prosesi utamanya lempar BB akan dilakukan."BB bukan hanya dilempar, tapi dihancurkan lebih dulu pakai palu setelah itu dibakar."Kamilov membantah kalau aksinya itu ada yang menunggangi, apalagi sekadar cari sensasi. "Ini benar-benar murni dari perasaan pengguna telekomunikasi yang merasa harga diri bangsanya diremehkan."Kamilov mengajak semua pihak yang memiliki BlackBerry dan peduli pada harkat dan martabat bangsa untuk ikut serta dalam aksi tersebut.

 

"Kami menerima banyak dukungan, terutama lewat telepon layanan publik kami, di 0858 1044 1401. Ternyata tidak hanya masyarakat saja yang ingin berpartisipasi, beberapa operator dan developer juga mendukungnya, meski ada juga yang menentangnya," ujarnya.

Desakan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) agar Research in Motion (RIM) membangun network agregator atau server di Indonesia juga dipicu oleh masukan dari operator yang tergabung dalam Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI). “Operator-operator yang menawarkan layanan BlackBerry mendukung desakan kepada RIM agar membangun dan menempatkan server di Indonesia agar terjadi penghematan biaya bandwidth yang jauh lebih besar, serta penurunan latency (delay),” tegas anggota BRTI Heru SUtadi. Selain itu, lanjutnya, operator juga mengeluhkan bahwa saat ini tidak ada service level agreement (SLA) yang transparan dengan RIM, yang mengakibatkan tidak ada jaminan QoS dari RIM. Para operator saat ini juga kesulitan mengatasi trouble shooting yang terjadi pada device maupun jaringan, karena kantor RIM di Indonesia tidak dilengkapi dengan ahli di bidang teknis (technical expert) sehingga penangan masalah jadi lama dan tidak jelas.(api) 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper