'Pelanggan hanya butuh data 512 kbps dedicated tanpa putus'

Lingga Sukatma Wiangga
Rabu, 7 Desember 2011 | 15:52 WIB
Bagikan

JAKARTA: Para pelanggan telekomunikasi masih menginginkan tarif yang lebih murah dengan kualitas lebih baik di masa depan dari operator telekomunikasi untuk jasa data (mobile data services).“Hasil sample terhadap 100 pengguna telekomunikasi yang terdari dari berbagai latar belakang menyatakan mayoritas responden menganggap tarif yang sekarang ini diberikan masih mahal. Sebanyak  81,25% responden  minta tarif untuk akses data diturunkan ,” ungkap Direktur Eksekutif LPPMI Kamilov Sagala dalam seminar bertajuk “Rethinking Data Services: Understanding Consumer Insight”, di Jakarta, hari ini.Menurut dia, para pengguna menginginkan penurunan tarif dengan batasan maksimal hingga Rp50.000 per bulannya. Semua responden menginginkan kualitas jaringan dan customer service harus lebih baik. Sementara untuk kecepatan ideal yang diinginkan saat ini, mayoritas tak berharap muluk bisa di atas 1 sampai 10 Mbps, tapi cukup hanya 512 kbps namun tetap dedicated tanpa putus.“Saat ini mayoritas pelanggan menyukai layanan data dengan pola  berlangganan unlimited (88%). Adapun pengeluaran rata-rata untuk layanan data adalah Rp 50.000-Rp 100.000. Meski ada juga yang di atas Rp 100.000, tapi penelitian tidak menemukan responden yang pengeluaran perbulannya di atas Rp 500.000,” katanya.Sementara itu, lanjutnya, terkait dengan kualitas layanan, antara penilaian cukup dan baik diberi sama rata oleh responden (43,7%). Sementara  responden lebih dominan mengatakan bahwa layanan customer service operator dalam kategori jelek (43,75%), begitu juga dengan  sistem tagihan untuk layanan data, dimana yang mengaku bermasalah lebih dominan (43,75%).Praktisi telekomunikasi Rudiantara mengatakan Indonesia dinilai memiliki persoalan serius mengenai infrastruktur backbone karena semua operator berlomba-lomba untuk menyewa, tidak membangun."Apa yang terjadi di Indonesia sekarang fokus ke 4G dan LTE, bagaimana dengan backbone nya? Apakah operator mau belanja US$1 miliar untuk bangun backbone? Kalau Telkom kelihatannya arahnya ke backbone, sedangkan operator lain lebih suka nyewa," tuturnya.Menurut dia, untuk layanan data, di negara-negara maju, hanya 2%-3% pelanggan memberi kontribusi 40% data revenue.(api)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper