Krisis Kapasitas Internet: Di NTT Warga Bergadang, Malut Kirim Foto Butuh 2 Menit

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 12 Juni 2025 | 16:28 WIB
Warga melakukan panggilan video lewat aplikasi Zoom bersama dengan Menkomdigi Meutya Hafid. Dalam acara yang disaksikan oleh warga Desa Kalali dan jajaran Bakti serta Telkomsat, masyarakat meminta tambahan kapasitas internet agar kualitas layanan makin baik/ Bisnis.com - Leo Dwi Jatmiko
Warga melakukan panggilan video lewat aplikasi Zoom bersama dengan Menkomdigi Meutya Hafid. Dalam acara yang disaksikan oleh warga Desa Kalali dan jajaran Bakti serta Telkomsat, masyarakat meminta tambahan kapasitas internet agar kualitas layanan makin baik/ Bisnis.com - Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Bisnis.com, KUPANG — Warga di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan di Maluku Utara berharap adanya peningkatan kapasitas internet, yang saat ini telah menjadi kebutuhan hidup masyarakat di tengah era digitalisasi. Keterbatasan kapasitas cukup menyulitkan kehidupan masyarakat. 

Warga Desa Kalali, Kupang, NTT, Yahfed Lasena mengatakan layanan internet di desa kurang cepat. Dia menduga hal tersebut disebabkan makin banyaknya orang yang menggunakan internet. 

Jika 2 tahun lalu satu rumah hanya memiliki satu smartphone, sekarang satu rumah memiliki empat smartphone. Sementara itu di Desa Kalali hanya terdapat satu pemancar internet dengan kecepatan 4 Mbps dan jangkauan 200 meter.

Pemancar tunggal itu menjadi rebutan ratusan warga yang ingin belajar, bekerja, dan beraktivitas dari jarak jauh. Alhasil, sebagian dari warga Desa Kalali harus bergadang hingga jam 1 malam untuk bergantian, sekaligus menunggu trafik internet sepi pengguna. Jika sepi, warga dapat mengirim file hingga mendaftar untuk masuk sekolah. Internet berjalan lebih cepat ketika yang menggunakan internet hanya 2-4 orang saja.

“Mereka bergadang kadang hingga jam 2 malam hanya untuk mengirim laporan atau mengikuti tes online. Mereka datang dari jauh ke sini malam-malam,” ungkap Yahfed kepada Bisnis, Kamis (12/6/2025).

Yahfed kondisi ini membaik ke depan, agar tidak ada masyarakat yang berebut internet dan seluruh aktivitas di tengah era digital yang cepat ini, berjalan lebih mulus. 

Sementara itu di Halmahera Barat, Maluku Utara, Kepala Desa Sasur Inkaryanto Saba menyampaikan apresiasi kepada Bakti yang telah membawa akses internet ke Desa Sasur. 

Namun, dia juga menyoroti berbagai kendala yang masih dihadapi warganya akibat keterbatasan kapasitas jaringan yang tidak seimbang dengan jumlah pengguna.

Desa Sasur dan Sasur Pantai saat ini hanya dilayani oleh satu menara telekomunikasi. 

Jarak antara kedua desa sekitar 300 hingga 400 meter, namun kualitas jaringan di Sasur Pantai sangat lemah. Inkaryanto mencontohkan, untuk mengirim foto lewat WhatsApp, warga harus menunggu hingga dua menit hanya untuk mendapatkan tanda centang satu dan dua. Sementara untuk panggilan telepon, suara yang terdengar sering kali berisik dan tidak jelas. 

"Ketika kita browsing itu selalu lemot," tambahnya.

Internet di Desa Sasur umumnya digunakan untuk mencari informasi dan bermain media sosial. Namun, keterbatasan jaringan membuat pemanfaatan internet belum optimal, termasuk untuk pengelolaan administrasi desa.

Desa Sasur sebenarnya telah memiliki website desa, namun belum dapat digunakan secara maksimal akibat keterbatasan jaringan. Inkaryanto berharap ada peningkatan kapasitas jaringan agar pelayanan publik dan digitalisasi desa bisa berjalan lebih baik.

"Kami harapkan kepada Komdigi bisa meningkatkan kualitas jaringan," kata Inkaryanto.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper