Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), muncul kekhawatiran bahwa pekerjaan manusia akan sepenuhnya tergantikan oleh mesin.
Namun, Wakil Presiden Futures Salesforce, Mick Costigan menegaskan bahwa AI, khususnya Agentic AI, tidak diciptakan untuk menggantikan peran manusia, melainkan untuk melengkapinya.
Agentic AI adalah sistem cerdas yang mampu melakukan tugas kompleks secara otonom, mulai dari menjawab pertanyaan pelanggan hingga menganalisis data bisnis. Berbeda dengan generative AI yang berfokus pada pembuatan konten, Agentic AI mampu berpikir secara kontekstual dan mengambil keputusan berdasarkan data yang luas, menyerupai cara kerja manusia.
"Tapi dalam dunia nyata, terutama dari pelanggan kami, kami melihat AI membantu mereka melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak mungkin, bukan menggantikan orang, tetapi memperluas kemampuan," ujar Costigan kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Contohnya terjadi pada perusahaan global seperti Adecco. Mereka sebelumnya kewalahan memproses jutaan lamaran kerja tiap tahun. Kini, dengan bantuan Agentic AI, mereka bisa menyeleksi dan mencocokkan kandidat dengan posisi yang sesuai secara efisien, tanpa menghilangkan peran perekrut manusia. AI menangani pekerjaan administratif dan pencocokan awal, sedangkan manusia tetap memegang peran dalam pengambilan keputusan akhir dan interaksi personal.
Lebih lanjut, Costigan menjelaskan peran Agentic AI di Indonesia. Menurutnya, Agentic AI berpotensi besar mendukung UMKM dan wirausaha kecil. Banyak pelaku usaha yang kewalahan menangani pembukuan, layanan pelanggan, hingga perencanaan.
"Dengan AI sebagai asisten digital, mereka bisa fokus pada inovasi dan pengembangan usaha, tanpa harus menjadi ahli teknologi," ujarnya.
.jpg?w=300&h=221)
