Indosat Soroti Bahaya Kolonialisme Digital, Kedaulatan AI jadi Prioritas

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 21 Maret 2025 | 05:00 WIB
Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha saat berbicara mengenai pemanfaatan teknologi AI di sektor krusial seperti perbankan/istimewa
Direktur Utama dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha saat berbicara mengenai pemanfaatan teknologi AI di sektor krusial seperti perbankan/istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Tbk. (ISAT) Vikram Sinha menegaskan pentingnya Indonesia membangun kapabilitas kecerdasan buatan (AI) yang berdaulat di tengah perkembangan teknologi baru tersebut yang tumbuh pesat di Tanah Air. 

Dalam konferensi kecerdasan buatan global Nvidia GTC 2025, Kamis (20/3/2025), Vikram menyampaikan  tanpa kedaulatan teknologi, Indonesia berisiko mengalami bentuk baru kolonialisme atau penjajahan digital, di mana informasi dihasilkan tidak sesuai dengan bahasa dan budaya Indonesia. 

“Kita menghadapi risiko besar di mana semua aktivitas, bahasa, dan budaya kita diproses oleh mesin AI yang tidak memahami Indonesia. Hal ini dapat membawa kita ke arah yang berbeda, sebuah bentuk kolonialisme digital yang harus kita hindari," ujar Vikram.

Dia menuturkan kolonialisme digital bukan sekadar teori, melainkan realitas yang makin nyata. Dalam ekosistem teknologi global, negara-negara yang tidak memiliki kendali atas AI akan menjadi konsumen pasif yang bergantung pada teknologi dari luar. 

AI yang tidak dikembangkan dengan mempertimbangkan konteks lokal berpotensi mengabaikan, atau bahkan mendistorsi, realitas sosial, budaya, dan ekonomi Indonesia.

Menurut Vikram, solusi terbaik untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan memastikan bahwa Indonesia bukan hanya pengguna, tetapi juga pencipta teknologi AI. 

"Membangun kapabilitas AI yang berdaulat berarti menjadi 'creator' dan bukan hanya 'consumer'," kata Vikram.

Vikram mengatakan pertarungan untuk kedaulatan tidak lagi terjadi di medan perang fisik, tetapi di dalam algoritma, data, dan sistem AI yang menggerakkan ekonomi serta kehidupan sosial.

Indonesia harus keluar dari ancaman tersebut dan membangun sistem AI yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia.

"Kita tidak boleh hanya menjadi pengguna teknologi yang dikendalikan pihak lain. Saatnya bagi kita untuk membangun AI yang memahami Indonesia, bekerja untuk Indonesia, dan memperkuat posisi kita sebagai AI Nation Shaper,” kata Vikram. 

Adapun dalam mencapai kedaulatan AI, Indosat  menjalin kerja sama strategis dengan Nvidia untuk membangun infrastruktur AI yang berdaulat.

Kemitraan ini memungkinkan pengembangan solusi AI yang lebih relevan dengan kebutuhan Indonesia, mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, dan mempercepat adopsi AI dalam berbagai sektor industri. 

Indosat juga berkomitmen untuk mengembangkan talenta siap AI melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan, memastikan bahwa generasi mendatang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung ambisi tersebut.

Vikram mengatakan upaya menuju kedaulatan teknologi ini bukan hanya tentang kemandirian digital, tetapi juga tentang memastikan bahwa AI yang dikembangkan dapat memahami, menghormati, dan memperkuat budaya serta kepentingan nasional.

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper