Ilmuwan Prediksi Zaman Es di Bumi akan Muncul 11 Ribu Tahun Lagi

Mia Chitra Dinisari
Jumat, 28 Februari 2025 | 11:50 WIB
Ilmuwan Prediksi Zaman Es di Bumi akan Muncul 11 Ribu Tahun Lagi/nasagov
Ilmuwan Prediksi Zaman Es di Bumi akan Muncul 11 Ribu Tahun Lagi/nasagov
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Berdasarkan temuan ini, para peneliti memperkirakan bahwa zaman es berikutnya di bumi akan terjadi dalam 11.000 tahun mendatang, jika tidak dipengaruhi pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

“Prediksinya adalah zaman es berikutnya akan dimulai dalam 10.000 tahun mendatang,” kata Barker, seorang profesor ilmu bumi di Universitas Cardiff di Inggris, dilansir dari Live Science.

Namun, hasil ini tidak memperhitungkan peningkatan emisi gas rumah kaca, yang memanaskan bumi hingga mencegah zaman es.

Zaman es, atau periode glasial, adalah rentang waktu yang sangat dingin yang terjadi kira-kira setiap 100.000 tahun, menutupi sebagian besar planet ini dengan lapisan es yang sangat besar selama ribuan tahun.

Periode glasial dipisahkan oleh periode interglasial yang lebih hangat, ketika lapisan es menyusut ke arah kutub. Bumi saat ini berada dalam periode interglasial, dengan periode glasial terakhir mencapai puncaknya sekitar 20.000 tahun yang lalu.

Para ilmuwan sebelumnya berpendapat bahwa posisi dan sudut bumi relatif terhadap matahari mempengaruhi pembentukan lapisan es. Pada awal tahun 1920-an, ilmuwan Serbia Milutin Milankovitch mengusulkan bahwa sedikit perubahan pada kemiringan sumbu bumi dan bentuk orbit bumi dapat memicu peristiwa glasial besar-besaran.

Para peneliti telah menguji teori Milankovitch selama 100 tahun terakhir. Khususnya, sebuah penelitian pada tahun 1976 menemukan bukti geologi yang menunjukkan bahwa dua parameter bumi kemiringan dan presesi, atau perubahan kemiringan sumbu bumi dan bagaimana sumbu bumi bergetar di sekelilingnya berperan dalam bertambah dan berkurangnya lapisan es. Namun peran pasti dari kedua parameter tersebut masih belum jelas.

Kini, Barker dan rekan-rekannya mengatakan bahwa mereka akhirnya dapat menguraikan pengaruh parameter-parameter ini.

Sumbu bumi saat ini miring pada sudut 23,5 derajat dari vertikal saat berputar mengelilingi matahari, sehingga mempengaruhi seberapa banyak energi matahari yang mengenai masing-masing kutub, khususnya. Namun kemiringan sumbu bumi secara alami semakin besar dan kecil dalam siklus yang berlangsung sekitar 41.000 tahun. Sumbunya juga bergoyang-goyang seperti gasing yang berputar di luar pusatnya, sehingga memengaruhi seberapa banyak energi matahari yang mencapai wilayah khatulistiwa selama musim panas dalam jangka waktu sekitar 21.000 tahun.

Inti dari penelitian ini dan penelitian di masa depan adalah untuk membangun gambaran tentang dampak iklim selama 10.000 hingga 20.000 tahun ke depan tanpa dampak aktivitas manusia, kata Barker. Tujuannya adalah untuk memberikan perkiraan jangka panjang mengenai dampak umat manusia terhadap planet ini, katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper