Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meminta kepada penyedia pusat data atau data center untuk memberikan pelatihan kepada para pegawainya, sebagai salah satu langkah efektif melindungi data pengguna.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan ada empat poin yang perlu diperhatikan dalam tata kelola perlindungan data pribadi.
Salah satunya adalah organisasi harus memastikan menjalankan pelindungan data yang efektif, termasuk penguatan di sisi SDM.
“Implementasi harus diwujudkan melalui berbagai program nyata, seperti peningkatan kesadaran dan pelatihan untuk sumber daya manusia (SDM),” kata Meutya, Selasa (18/2/2025).
Dia juga meminta komitmen dari seluruh organisasi. Komitmen dari seluruh jajaran organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung dan memperjuangkan perlindungan data pribadi.
Kemudian, setiap organisasi harus memastikan bahwa mereka mematuhi seluruh persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku terkait perlindungan data pribadi.
“Sehingga proses asesmen berkala harus dilakukan secara konsisten untuk memastikan bahwa organisasi tetap patuh terhadap regulasi yang terus berkembang,” ujarnya.
Terakhir, organisasi harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas dalam mengatur pemrosesan data pribadi.
Meutya menuturkan berdasarkan data dari McKinsey, pasar industri data dunia diperkirakan mencapai US$274 miliar atau Rp4.459 triliun (kurs Rp16.275). Dengan adanya potensi ini, dirinya menyoroti potensi keamanan data pribadi.
“Di tengah kemajuan teknologi dan adopsi layanan fintech, keamanan data pribadi menjadi isu yang semakin penting,” kata Meutya.
Apalagi, Meutya menturkan Indonesia berada di peringkat ke-14 dunia terkait jumlah akun yang paling banyak mengalami kebocoran data.
Diprediksi, terdapat 160 juta akun mengalami kebocoran data selama 20 tahun terakhir berdasarkan data Surfshark Breach Data per Januari 2025.