Erick Thohir Pamer Kapasitas EBT RI Besar, Dukung Pengembangan AI Data Center

Lukman Nur Hakim
Kamis, 14 November 2024 | 16:49 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan kata sambutan saat meresmikan injeksi bauksit perdana pada Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina, Selasa (24/9/2024).
Menteri BUMN Erick Thohir memberikan kata sambutan saat meresmikan injeksi bauksit perdana pada Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina, Selasa (24/9/2024).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai potensi energi hijau Indonesia yang besar berpotensi dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) di Tanah Air, termasuk milik Indosat dan Nvidia.

Erick mengatakan, potensi energi hijau atau energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri diprediksi sekitar 3.680 gigawatt. Potensi itu berasal dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga laut.

“Jadi kita memiliki potensi besar untuk listrik hijau,” kata Erick dalam acara Indonesia AI Day di The Tribrata Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Meski begitu, Erick menuturkan bahwa pemerintah perlu bergerak cepat untuk mendorong transisi energi lebih cepat guna masifnya pemanfaatan EBT.

Sebab, percepatan transisi energi nantinya juga berkesinambungan dengan perkembangan AI di Indonesia. Sebab, listrik dari EBT nantinya dapat menjadi sumber listrik yang digunakan oleh pusat data.

Apalagi, pemerintah saat ini tengah mendorong untuk membangun lebih banyak pusat data agar bisa mengembangkan teknologi AI.

“Tetapi pada saat yang sama, ini adalah sesuatu yang kami butuhkan lebih banyak pusat data di Indonesia untuk mendukung pengembangan AI,” ujar Erick.

Diberitakan sebelumnya, PT IBM Indonesia mengklaim mencatatkan pertumbuhan pelanggan kecerdasan buatan generatif (generatif AI) hingga berkali-kali lipat pada September 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

President Director PT IBM Indonesia Roy Kosasih mengatakan pertumbuhan tersebut didorong oleh kebutuhan AI yang tinggi di setiap perusahaan. Hampir seluruh korporasi telah memutuskan untuk menggunakan kecerdasan buatan. Pasalnya, jika korporasi tidak menggunakan generatif AI maka akan tertinggal dari kompetitornya.

Para pekerja di sebuah perusahaan yang menggunakan kecerdasan buatan akan mendorong perusahaan tersebut berkembang lebih cepat. 

Dalam sebuah survei Bisnis Value yang diluncurkan oleh IBM, disebutkan bahwa hampir 40% perusahaan di Indonesia dan global sudah memutuskan untuk menggunakan kecerdasan buatan. 

Roy mengatakan bahwasanya sektor yang paling berminat menggunakan solusi AI IBM adalah perbankan, asuransi dan layanan finansial lainnya. 

"Kemudian dari manufaktur dan industri jasa juga. Semuanya sudah menunjukkan minat. Namun secara global penggunaan generatif AI tidak tertutup pada tiga industri tadi, tapi juga ada di ritel, transportasi dan logistik," kata Roy.

Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper