LinkAja, Dana dan OVO Putar Otak Hadapi Persaingan Dompet Digital 2025

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 25 Oktober 2024 | 09:40 WIB
Ilustrasi dompet digital atau e-wallet terpopuler di Indonesia./ Dok Freepik
Ilustrasi dompet digital atau e-wallet terpopuler di Indonesia./ Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemain dompet digital LinkAja, Ovo, dan Dana berlomba memperkuat kolaborasi hingga menyiapkan inovasi terkini guna memperluas pasar, mengakuisisi lebih banyak pengguna baru hingga mempertahankan pengguna eksisting berkualitas pada tahun depan. 

CEO LinkAja Yogi Rizkian Bahar mengatakan perusahaan fokus memperkuat model bisnis dua sisi B2B2BC pada tahun depan. 

Di sisi B2B, LinkAja berfokus pada rantai pasok end-to-end dari sisi tradisional maupun digital, sementara di sisi B2C, perusahaan akan menguatkan proses akuisisi pelanggan dengan ongkos rendah dan menawarkan sejumlah program menarik untuk retensi. 

LinkAja, kata Yogi, juga akan makin memperkuat peran strategis sebagai satu-satunya startup digital di Indonesia yang berfokus pada aktivasi rantai nilai model bisnis BUMN B2B2C secara end-to-end dengan memanfaatkan seluruh layanan keuangan dan ekosistem digital yang dimiliki. 

“Ekosistem BUMN akan tetap menjadi key competitive advantage LinkAja sebagai solusi keuangan digital yang mendukung pengembangan infrastruktur pembayaran bersama dengan berbagai lini bisnis BUMN,” kata Yogi kepada Bisnis, Jumat (25/10/2024). 

Yogi menjelaskan pengembangan infrastruktur bersama dengan BUMN termasuk di dalamnya meneruskan inisiatif layanan disbursement insentif dan platform penukaran poin loyalitas di dalam lingkup perusahaan BUMN. 

Selain itu, LinkAja juga akan memantapkan sinergi strategis dengan rekanan lainnya dalam ekosistem pemegang saham di antaranya Telkomsel, Pertamina, dan Mitsui, untuk menghadirkan inovasi keuangan yang penuh manfaat baik bagi pengguna individu maupun korporasi. 

“Kolaborasi strategis dengan berbagai pihak diharapkan mampu meningkatkan peluang bisnis dan visibilitas masing-masing pihak, efisiensi biaya (cost-saving), dan membangun kepercayaan untuk memelihara hubungan jangka panjang dalam rangka mencapai bisnis yang berkelanjutan,” kata Yogi. 

Pengguna top up di aplikasi LinkAja
Pengguna top up di aplikasi LinkAja

Yogi mengatakan per Agustus 2024 terdapat peningkatan transaksi secara keseluruhan sebesar hampir 10% dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan dominasi pertumbuhan transaksi dari segmen pembelanjaan marketplace/e-commerce, makanan dan minuman (F&B), ritel seperti fashion atau supermarket, serta donasi keagamaan. 

Sejak memfokuskan diri pada model bisnis dua sisi B2B2C pada 2023, LinkAja mengutamakan akuisisi dan retensi pengguna dengan biaya rendah, sehingga kualitas pengguna menjadi sorotan utama perusahaan. 

Tercermin dari adanya rata-rata peningkatan transaksi pengguna [Average Revenue per User (ARPU)] sebesar 34%* dan retention rate sebesar 75%* secara kumulatif. 

Selain itu, LinkAja kini memiliki lebih dari 93 juta basis pengguna terdaftar; 1,4 juta titik lokasi setor-tarik tunai; dan 2,9 juta merchant yang terdaftar dalam aplikasi LinkAja, dengan deretan fitur unggulan di antaranya setor-tarik tunai, pembayaran tagihan dan produk telco, transfer uang, hingga layanan syariah. 

Sementara itu, Head of Communications DANA Indonesia Sharon Issabella mengatakan pada 2025, DANA berencana meluncurkan berbagai inovasi yang tidak hanya akan meningkatkan keamanan pengguna, tetapi juga memperluas akses ke layanan keuangan yang lebih beragam, seperti asuransi dan investasi. 

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper