Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melihat pangsa pasar atau market share pengguna Starlink berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Adapun, berdasarkan Perpres No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal 2020-2024, ada 62 kabupaten yang masuk kategori daerah 3T.
Sekretaris Umum APJII Zulfadly Syam mengatakan jika melihat teknologi yang ada, Starlink sangat cocok digunakan pada daerah yang berlabel 3T.
“Harusnya memang masuknya ke daerah rural atau pedesaan, area itu pasarnya Starlink bukan ke daerah-daerah kota,” kata Zulfadly saat ditemui di kawasan Kemang, Selasa (8/11/2024).
Untuk wilayah daerah 3T sendiri, Zulfadly menuturkan bahwa pihaknya melihat daerah 3T di Timur Indonesia bakal menjadi pasar bagi starlink.
Sebab, dirinya menyebut daerah 3T di Timur Indonesia memang membutuhkan tambahan koneksi telekomunikasi, salah satunya bisa didapatkan lewat Starlink.
“Jadi kita lihat memang daerah-daerah itu perlu ditambahkan koneksi-koneksi yang lebih bagus. Ya mungkin salah satunya dengan Starlink,” ujarnya.
Sekadar informasi, izin operasi Starlink di Indonesia tersebut telah diumumkan sejak Juni 2022 lalu. Kala itu, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, izin kepada Starlink diberikan secara tertutup, yakni hanya untuk pelanggan korporat.
Starlink merupakan bagian dari SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa swasta Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk.
Menurut laporan Ookla, Starlink mampu menawarkan kecepatan unduh lebih dari 100 megabyte per second (Mbps) di 15 negara.
Di Amerika Serikat, Starlink menawarkan kecepatan unduh rata-rata 105 Mbps dan kecepatan unggah rata-rata 12 Mbps. Kecepatan tersebut lima hingga enam kali lebih baik daripada rata-rata pesaingnya yakni satelit Viasat dan HughesNet.
Jaringan internet satelit Starlink milik Elon Musk telah mengantongi lebih dari 4 juta pelanggan di dunia. Layanan internet Starlink telah membelah langit di 100 negara.
Mengutip laman resmi Starlink, Jumat (27/9/2024), Starlink digunakan oleh banyak orang, bisnis, dan organisasi di lebih dari 100 negara, wilayah, dan pasar lainnya di dunia, yang mencakup semua 7 benua dan lautan.
Mengutip TechCrunch, Starlink mulai menyediakan layanan beta produknya pada Oktober 2020 dan mencapai 1 juta pelanggan pada Desember 2022.
Jumlah pelanggan layanan internet berbasis satelit orbit bumi rendah atau low earth orbit (LEO) itu kembali merangkak menjadi 2 juta pengguna pada September 2023, dan menjadi 3 juta pelanggan pada Mei.