Starlink Tiga Kali Banting Harga Perangkat, APJII: Hanya Strategi Pemasaran

Rika Anggraeni
Minggu, 18 Agustus 2024 | 19:42 WIB
Sebuah roket SpaceX Falcon 9 yang membawa batch ke-19 dari sekitar 60 satelit Starlink diluncurkan dari pad 40 di Cape Canaveral Space Force Station. Reuters
Sebuah roket SpaceX Falcon 9 yang membawa batch ke-19 dari sekitar 60 satelit Starlink diluncurkan dari pad 40 di Cape Canaveral Space Force Station. Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai bahwa penurunan harga perangkat satelit orbit rendah bumi Starlink masih sebatas strategi pemasaran. Kendati demikian, mereka akan terus mewaspadai harga Starlink yang terus turun. 

Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sudah cukup pintar dalam memilih koneksi internet sesuai dengan kebutuhan mereka. Dia mempertanyakan pangsa pasar Starlink di Indonesia, yang membuat mereka terus melakukan diskon perangkat.

Penjualan perangkat dengan harga murah menurutnya adalah langkah agar penetrasi layanan Starlink di Indonesia makin cepat, mengingat untuk menggunakan layanan Starlink masyarakat perlu memiliki piringan penangkap sinyal internet satelit Starlink terlebih dahulu. 

“Jadi jika starlink turunkan harga barang, itu hanyalah gimmick pemasaran untuk meningkatkan layanan,” kata lelaki yang akrab disapa Zul kepada Bisnis, Minggu (18/8/2024). 

Diketahui, layanan internet Starlink milik Elon Musk kembali banting harga hingga 50% atau separuh harga untuk perangkat keras dari harga awal masuk ke Indonesia yang mencapai Rp7,8 juta.

Berdasarkan laman resmi Starlink, dikutip Rabu (14/8/2024), perangkat keras Starlink kini dibanderol menjadi Rp3,9 juta. Aksi banting harga ini juga sebelumnya sempat dilakukan menjadi Rp5,9 juta. Penurunan harga perangkat Starlink berlaku hingga 16 September 2024.

“Penawaran waktu terbatas - berakhir 16 September 2024 Rp3,9 juta untuk perangkat keras,” demikian informasi yang dikutip.

Sementara itu, harga layanan bulanan termurah atau paket standar Starlink masih dibanderol Rp750.000 dengan kuota tanpa batas.

Mulanya perangkat keras Starlink yang dipasarkan di Indonesia dibanderol senilai Rp7,8 juta. Adapun, perangkat internet milik Elon Musk itu terpantau sudah tiga kali banting harga. Starlink belum pernah menjual perangkat mereka dengan harga sesungguhnya.

Pasca Starlink pertama kali resmi beroperasi di Indonesia, perangkat Starlink turun harga hingga 40% dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,68 juta hingga 10 Juni 2024.

Kemudian, perangkat Starlink kembali turun lagi tanpa batas waktu dari Rp7,8 juta menjadi Rp5,9 juta. Teranyar, Starlink terpantau menurunkan harga perangkat menjadi Rp3,9 juta dari sebelumnya Rp5,9 juta.

Zul berpendapat banting harga perangkat yang diterapkan Elon lantaran Indonesia dipandang sebagai pasar yang menarik bagi seluruh perusahaan telekomunikasi. 

“Indonesia menjadi pasar menarik bagi banyak produsen produk karena potensi penduduk yg melek internet telah mencapai 79,5% atau 221 juta penduduk indonesia,” kata Zul. 

Mengenai predatory pricing, menurut Zul, hal itu menjadi salah satu momok yang patut APJII awasi. Terutama bagi perusahaan satelit lainnya. 

Praktik tersebut dapat terjadi ketika harga layanan turun, maka APJII akan bandingkan dengan harga pembentuk harga. Jika turunnya tidak masuk akal, tentu akan membahayakan bisnis ISP dan masyarakat.

“Kami tentu tetap membuka lebar dan mata terhadap potensi Predatory price,” kata Zul. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper