5 Negara dengan Jejak Karbon Terbesar

Redaksi
Kamis, 1 Agustus 2024 | 12:47 WIB
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi
Ekonomi hijau dan transisi energi/ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Emisi jejak karbon meningkat menjadi 37,4 miliar ton pada 2023, paling tinggi sepanjang sejarah.

Menurut NASA, sejak 200 tahun lalu atau sekitar Revolusi Industri, karbon dioksida dunia meningkat sebanyak 50% di atmosfer Bumi. Peningkatan tinggi ini menjadi penyebab utama perubahan iklim.

Hampir semua hal yang dilakukan manusia–baik dalam skala besar maupun secara individu–akan menghasilkan jejak karbon. Beberapa di antaranya adalah penggunaan bahan bakar fossil, listrik, industri, dan transportasi.

Jejak karbon tidak lagi dapat dihindari. Namun, kini terdapat usaha di seluruh dunia untuk mengurangi jejak karbon, seperti kebijakan net zero emission yang mulai diimplementasikan banyak negara.

Dilansir GreenMatch dan Investopedia, Kebanyakan negara masih memiliki jejak karbon tinggi karena jumlah penduduknya tinggi pula. Selain itu, aktivitas yang dilakukan kebanyakan bersifat industrial.

Simak 5 negara dengan karbon tertinggi: 

1. Tiongkok

Tiongkok tengah mengalami perkembangan ekonomi dan industri yang pesat. Proyek-proyek infrastruktur, jumlah penduduk yang padat, dan penggunaan transportasi semuanya berkontribusi pada tingginya jejak karbon negara ini.

Tahun 2022, ada 11,39 juta metrik ton gas karbon dioksida yang diproduksi Tiongkok. Sumber utamanya adalah dari bahan bakar fosil untuk membakar batu bara.

Batu bara yang kaya akan karbon, jika dibakar dapat mengeluarkan karbon dioksida dalam jumlah besar ke atmosfer Bumi. 

Penduduk Tiongkok melebihi 1,4 miliar jiwa. Inilah salah satu faktor utama tingginya kebutuhan energi dan listrik di negara ini. Walaupun demikian, Tiongkok telah berkomitmen untuk mencapai “carbon neutrality” atau netralitas karbon pada tahun 2060. 

2. Amerika Serikat

Dengan sekitar 333 juta penduduk, AS berkontribusi pada 5 juta metrik ton gas karbon dioksida tahun 2022. Walaupun AS memiliki populasi tertinggi ketiga setelah India, tetapi AS menduduki posisi yang lebih tinggi dari India dalam produksi jejak karbon. Hal ini juga unik karena AS memiliki kemajuan dalam energi terbarukan.

Selain industri dengan penggunaan bahan bakar fosil, alasan utamanya adalah karena transportasi merupakan tulang punggung dari perekonomian AS. Penggunaan bensin berada dalam jumlah sangat besar.

Amerika mengimpor dan ekspor produk menggunakan truk, kapal, hingga pesawat dalam jumlah besar. Secara individu, hampir semua penduduk menggunakan mobil pribadi. 

Selain itu, cuaca AS yang dinamis mendorong penduduk untuk memiliki sistem pemanas dan pendingin ruangan. Data menunjukkan setengah dari warga AS masih menggunakan gas alam, dan sisanya sudah menggunakan energi terbarukan.

Walaupun AS telah membuat komitmen untuk mengurangi pemanfaatan batu bara untuk listrik, tetapi negara ini masih memproduksi minyak secara signifikan.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper