Microsoft Sebut Indonesia Bisa Terdepan dalam AI, Tapi Bukan Kalahkan Negara Lain

Crysania Suhartanto
Sabtu, 20 Januari 2024 | 23:22 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI./Ist
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence AI./Ist
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan raksasa teknologi Microsoft menilai Indonesia bisa jadi yang terdepan perihal kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), karena semua negara sedang berada di titik mulai yang sama.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan saat ini semua negara memiliki titik mulai yang sama dengan akses yang sama. Jadi, jika Indonesia lebih giat, Indonesia bisa jadi yang terdepan.

“Untuk mengadopsi AI ini, saya rasa Indonesia bisa nih justru menjadi yang terdepan, karena aksesnya sama, mulainya sama, dan timeline untuk mulainya sama,” ujar Dharma kepada Bisnis di sela acara Sarasehan Nasional AI yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo, Elsam, Atma Jaya, dan Bisnis Indonesia, Jumat (19/1/2024).

Dharma menambahkan, optimisme ini ditambah dengan banyaknya animo perusahaan rintisan (startup), perusahaan besar, hingga pemerintah yang sudah mengarah ke arah sana.

Namun, Dharma mengonfirmasi, yang terdepan bukan berarti Indonesia dapat mengalahkan negara lain. Menurutnya, zaman AI merupakan zaman untuk kolaborasi dan membangun bersama. 

Akan tetapi, Dhamar menuturkan, jika memang sebuah negara bisa memaksimalkan penggunaan AI, negara ataupun perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya juga akan makin maju. Ataupun nantinya, Indonesia dapat berkontribusi dalam pertukaran informasi yang akan lebih menguntungkan Indonesia.

“Yang kita ingin adalah Indonesia maju, bukan mengalahkan negara lain ya, tetapi Indonesia maju dan bagaimana Indonesia bisa bekerja sama dengan negara lain,” ujar Dharma.

Lebih lanjut, Dhamar mengatakan seharusnya masyarakat tidak perlu takut pada AI. Menurutnya, AI hanya sebagai alat yang membantu manusia dan tidak akan menggantikan manusia. Alhasil, kehadiran AI seharusnya membuat masyarakat menjadi lebih produktif dan inovatif.

Sebagai informasi, sebelumnya Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria juga mengatakan AI akan membawa nilai ekonomi yang sangat signifikan. Pada 2023, nilai pasar global AI diprediksi mencapai US$142,3 miliar atau sekitar Rp2.199 triliun. 

Adapun pada 2030, AI akan berkontribusi pada PDB Asean hingga US$1 triliun atau sekitar Rp15.456 triliun. Menurut Nezar, sekitar 40% atau US$366 miliar di antaranya akan berasal dari Indonesia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Miftahul Ulum
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper