Bisnis.com, JAKARTA - Super aplikasi Uber memutuskan menutup Drizly, platform pengiriman alkohol, yang mereka beli 3 tahun lalu seharga US$1,1 miliar atau Rp17,15 triliun (kurs: Rp15.591). Penutupan tersebut juga diduga karena kegagalan Drizly jaga data pelanggan.
Dilansir dari Axios, Selasa (16/1/2024), SVP Pengiriman Uber Pierre Dimitri GoreCoty mengatakan bahwa setelah3 tahun Drizly beroperasi, Uber memutuskan untuk menutup bisnis Drizly, agar bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis inti. Uber meninggalkan bisnis pengiriman alkohol.
“Kamin ingin fokus pada strategi inti Uber Eats kami yang membantu konsumen mendapatkan hampir semua hal — mulai dari makanan, bahan makanan, hingga alkohol — semuanya dalam satu aplikasi," kata Dimitri.
Dimitry juga berterima kasih kepada tim Drizly atas kontribusi mereka terhadap pertumbuhan kategori pengiriman alkohol dan sebagai pionir industri asli.
Meski demikian, beberapa media asing termasuk Axios, menilai permasalah Drizly yang terbesar dan berujung tutup adalah perihal keamanan siber.
Pada 2020, Drizly mengkonfirmasi terjadi peretasan yang menyebabkan sekitar 2,5 juta pelanggan data pelanggan berhasil dicuri.
Namun, perusahaan menolak mengakui bahwa terjadi kelemahan keamanan dan tidak memperbaikinya selama dua tahun ini. .
PCmag melaporkan bahwa akibat peristiwa tersebut Drizly harus membayar gugatan class action senilai US$7,1 juta dan kemudian mencapai penyelesaian tambahan dengan Komisi Perdagangan Federal (Federal Trade Commission/FTC) yang mengharuskan perusahaan untuk menghancurkan data konsumen yang tidak diperlukan, tidak mengumpulkan informasi pelanggan yang tidak diperlukan, dan menerapkan praktik keamanan tambahan .
Meskipun isu-isu tersebut tidak disebutkan dalam keputusan penutupan perusahaan, isu-isu tersebut dikabarkan turut berperan pada keputusan Uber menutup Drizly.
Pymnts menyebut ketika akuisisi Drizly oleh Uber diumumkan pada Februari 2021, CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan kepada CNBC bahwa perusahaan tersebut ingin “menggandakan” pengiriman alkohol dengan membeli pemimpin di bidang tersebut.
Akuisisi bertujuan untuk meningkatkan platform pengiriman makanannya, Uber Eats, dengan mengintegrasikan pasar Drizly ke dalam aplikasi Uber Eats sekaligus mempertahankan aplikasi Drizly yang berdiri sendiri.
Pada saat akuisisi, Drizly telah menjadi layanan pengiriman alkohol berdasarkan permintaan terkemuka di Amerika Serikat dan telah memperluas ketersediaannya ke 1.400 kota sejak didirikan pada tahun 2012.
Pada November 2021, sebulan setelah akuisisi selesai, Drizly mengumumkan bahwa mereka telah bermitra dengan 7-Eleven untuk mengirimkan alkohol dalam waktu 60 menit atau lebih cepat dari 1.200 toko retailer tersebut.
Pada bulan Oktober 2022, Komisi Perdagangan Federal (FTC) mengambil tindakan terhadap Drizly dan CEO-nya saat itu, James Cory Rellas, atas aktivitas seputar pelanggaran data yang terjadi di perusahaan tersebut pada tahun 2020 — sebelum diakuisisi oleh Uber.