Risiko Keselamatan
Menurut berita dari NBC pada Februari 2022, sudah ada 40 satelit Starlink yang berjenis LEO hilang karena badai geomagnetik di luar angkasa.
Mengutip dari Futurism, satelit yang hilang tersebut berpotensi sudah menjadi puing-puing akibat tekanan dan dapat mendarat di Bumi.
Masalahnya, pendaratan tidak sengaja di Bumi ini bisa berpotensi untuk membunuh orang. Persentase pecahan satelit yang dapat membunuh masyarakat pun meningkat 61% setiap tahunnya.
Lebih lanjut, Usman mengatakan, satelit LEO merupakan satelit yang terbang di orbit Bumi rendah. Alhasil, cakupan sinyal yang diberikan juga tidak terlalu besar. Hal inipun membuat harus ada banyak satelit yang melintasi Bumi dalam satu waktu.
Saat ini, Starlink sudah menerbangkan sekitar 5.000 satelit di angkasa. Masalahnya, satelit ini akan habis masa berlakunya dalam 15 tahun. Alhasil, biaya yang dikeluarkan juga akan tinggi, padahal risiko yang dihasilkan cukup tinggi.
“LEO itu memang orbit rendah. Kelemahannya karena dia rendah, dia harus banyak jumlahnya karena cakupannya terbatas,” ujar Usman.
Oleh karena itu, Usman menuturkan, saat ini infrastruktur telekomunikasi masih didominasi oleh fiber optik dan BTS karena yang dinilai paling rendah risiko dan aman. Walaupun, Usman mengakui infrastruktur ini cukup mahal.