Bisnis.com, JAKARTA - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Indosat Tbk. (ISAT) memfokuskan pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan dan efisiensi bisnis.
Director of Enterprise Telkom Venusiana R mengatakan AI banyak membantu perusahaan di tengah kondisi industri telekomunikasi yang melandai.
Berdasarkan data yang dihimpun Telkom, selama periode 2013-2022 rata-rata pertumbuhan pendapatan industri telekomunikasi hanya 3,3%. Di sisi lain, konsumsi data terus meningkat hingga tiga kali lipat. Terjadi gap antara pertumbuhan data dengan pendapatan operator.
Industri telekomunikasi juga dihadapkan oleh sejumlah tantangan seperti persaingan yang ketat, teknologi baru yang terus bertambah diikuti dengan belanja modal yang meningkat dan utilisasi aset digital.
Dengan kondisi tersebut, AI mampu membantu perusahaan telekomunikasi untuk lebih efisien dan optimal dalam memberikan layanan kepada pelanggan sehingga laba yang dibukukan perusahaan telekomunikasi tetap dapat meningkat, meski tipis.
“Telkom dan anak usaha memanfaatkan AI di aplikasi layanan dan infrastruktur berkolaborasi dengan pemain global. Kami pakai AI untuk meningkatkan pengalaman pelanggan, menekan biaya, dan meningkatkan produktivitas,” kata Venus dalam IBM Consulting Forum yang bertema “Reinventing Business Value in The Era of Generative AI”, Rabu (29/11/2023).
Sementara itu, Chief Enterprise Data Analytic Indosat Ooredoo Hutchison Chirag Sukhadia mengatakan perusahaan menggunakan AI untuk melayani para pelanggan dan menghadirkan layanan yang luar biasa.
Dia juga mengatakan AI digunakan untuk menganalisa prilaku pelanggan, khususnya generasi Z. AI juga telah membantu pelayanan pelanggan menjadi lebih cepat dan efisien dengan AI bot.
“Indosat punya jutaan pelanggan, sangat sulit melakukan personalia dan dengan AI Gen menjadi lebih mudah, bisa sangat tepersonalisasi dan sesuai segmen, core dari modeling, dan lain sebagainya,” kata Chirag.
Sementara itu, VP & CTO APAC IBM Consulting Prashant Pradhan mengatakan dalam 3 tahun AI generatif AI berpotensi menyumbang terhadap ekonomi global sebesar US$3-4 triliun. Tidak hanya itu, ke depan akan makin banyak perusahaan yang menggunakan AI.
“Ke depan 80 persen perusahaan akan mengadopsi generatif AI, dan dalam beberapa tahun AI akan menjadi kunci dan masuk dalam dunia bisnis,” kata Pradhan.
Dia menjelaskan dalam memanfaatkan AI, umumnya perusahaan memiliki empat ambisi yaitu AI untuk front office, back office, produk & layanan dan kemampuan inti.
Sebagai contoh, penerapan AI di front office diterapkan oleh Llyod Bank, salah satu bank terbesar di Inggris. Mereka mengoptimalkan pusat pelayanan. Sekarang tidak hanya untuk mendapatkan informasi juga untuk meningkatkan penjualan.
“Kami percaya organisasi yang terapkan Gen AI akan melewati proses tersebut. Orang yang menggunakan AI akan lebih sukses, AI tidak akan menggantikan karyawan, tetapi meningkatkan kualitas mereka,” kata Pradhan.