Google Bayar Samsung Rp124,65 Miliar untuk Pasang Aplikasi Secara Default

Rahmad Fauzan
Kamis, 16 November 2023 | 15:11 WIB
Karyawati beraktivitas di salah satu gerai Smartphone Samsung di Jakarta, Senin (30/1)Bisnis-Suselo Jati.
Karyawati beraktivitas di salah satu gerai Smartphone Samsung di Jakarta, Senin (30/1)Bisnis-Suselo Jati.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Google menggelontorkan US$8 juta atau setara dengan Rp124,65 miliar kepada Samsung baru-baru ini. Nantinya, aplikasi milik Google bakal terinstalasi secara default di layar home Samsung Galaxy.

Mengutip Sammobile.com, aplikasi Google terinstalasi secara default selama 4 tahun di seri Samsung Galaxy, baik ponsel pintar (smartphone) maupun tablet. 

“Beberapa aplikasi yang dimaksud antara lain Google Assistant, Google Play Store, dan Google Search.” tulis Sammobile.com seperti dikutip Bisnis.com pada Kamis (16/11/2023).

Hal tersebut disampaikan Vice President of Partnership Google James Kolotouros saat menjadi saksi di persidangan antimonopoli terhadap Google di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).

Disinyalir, tulis Sammobile.com, Google menyusun rencana ini untuk menghentikan kompetisi dengan layanan yang dihadirkan oleh OEM Android.

Sebagai contoh, Samsung memiliki Bixby sebagai asisten suaranya sendiri dan toko aplikasi Galaxy Store. Samsung juga bermitra dengan Meta dan Microsoft. Artinya, Bing bisa saja menjadi mesin pencari default di ponsel dan tablet Galaxy.

Apabila aplikasi non-Google menjadi aplikasi default di perangkat Samsung, hal ini akan merugikan kendali Google terhadap ekosistem Android.

Perlu diketahui, Samsung memang memiliki peran cukup signifikan terhadap kinerja Google. James Kolotouros mengungkapkan perusahaan dari Negeri Ginseng itu menyumbang lebih dari separuh pendapatan dari Google Play Store.

Sebelumnya, Google berencana menghapus akun Gmail yang tidak aktif per 1 Desember 2023. Alhasil, semua foto, data, kalender, dan dokumen yang tersimpan di dalam akun juga akan hilang.

Namun, sebelum penghapusan, Google akan mengirimkan notifikasi ke akun yang akan dihapus dan email untuk pemulihan (jika ada).

“Produk Google berhak menghapus data Anda, ketika akun Anda tidak digunakan dalam produk tersebut selama jangka waktu 2 tahun,” ujar Google dalam laman kebijakan Google, dikutip (12/11/2023). 

Adapun Google mendefinisikan akun yang tidak aktif sebagai akun yang tidak digunakan dalam dua tahun, baik untuk fitur Gmail itu sendiri, Google Drive, menonton YouTube, mengunduh aplikasi, dan sejumlah fitur Google lainnya.

Kendati demikian, penghapusan akun ini hanya berlaku pada akun pribadi, bukan yang terkait dengan perusahaan, sekolah, ataupun organisasi lain.

Selain itu, akun juga tidak akan dihapus jika digunakan untuk membeli sesuatu di Google Play Store ataupun memiliki kartu hadiah dengan saldo aktif.

Oleh karena itu dikutip dari laman Google, pengguna diharapkan untuk menjaga akun Google tetap aktif dengan menggunakannya setidaknya setiap dua tahun sekali.

“Jika Anda memiliki lebih dari satu akun Google yang ada di satu perangkat, sebaiknya pastikan setiap akun digunakan dalam jangka waktu dua tahun,” ujar laman tersebut.

Wakil Presiden Manajemen Produk Google Ruth Kricheli mengatakan upaya ini dilakukan untuk mengamankan data pengguna.

Ruth mengatakan akun yang tidak diakses selama 2 tahun, 10x lebih rentan untuk disusupi ataupun dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. 

Menurutnya, hal ini dikarenakan pengguna yang cenderung mengandalkan kata sandi lama ataupun belum menyiapkan otentikasi dua faktor. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper