Bisnis.com, JAKARTA -PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berlomba memperkuat segmen business to business (B2B) seiring dengan menghadirkan solusi internet of things (IoT) ke pasar potensial.
SVP Head of Corporate Communications Indosat Steve Saerang mengatakan Indosat tengah mengembangkan layanan IoT berbasis komputerisasi awan (cloud) yang bernama IoT Connect.
“Melalui pengembangan layanan IoT Connect, Indosat kini telah melayani lebih dari 500.000 pelanggan, tumbuh lebih dari 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Steve kepada Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Lebih lanjut, Steve mengatakan ke depannya Indosat akan terus fokus peningkatan pengalaman pelanggan, dalam hal keamanan, kecepatan, dan kualitas layanan.
Steve optimis konektivitas IoT yang ditingkatkan dan teknologi berkelanjutan dapat berkontribusi positif pada pertumbuhan berbagai sektor industri dan ekonomi digital di Indonesia.
Steve pun menargetkan peningkatan pengguna IoT Connect hingga 30% di tahun 2024. Optimisme ini muncul beriringan dengan proyeksi bisnis IoT Indosat yang ditargetkan akan tumbuh di kisaran double-digit.
Senada, Chief Enterprise Business Officer XL Axiata Feby Sallyanto melihat bisnis IoT akan semakin menjanjikan dari waktu ke waktu.
Tambahnya, pasar IoT di Indonesia juga dinilai masih sangat besar. Menurutnya, hal ini terlihat dari semakin maraknya usecase dari berbagai lini industri vertikal.
Oleh karena itu pada 2024, XL akan berfokus pada segmen energi, manufaktur, perkotaan, transportasi, dan agrikultur. Selain itu, XL juga telah melakukan beberapa langkah terkait pengembangan produk maupun dari sisi ekosistem.
Alhasil, sejak diluncurkan pada 2018, bisnis IoT milik XL sudah mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. “Kami optimistis pertumbuhanya positif dan akan terus semakin baik ke depannya,” ujar Feby.
Lebih lanjut, Feby juga optimistis langkah-langkah yang dilakukan perusahaan dapat menjadikan XL sebagai pemain IoT terdepan di Indonesia.
Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan target IoT pada 2025 mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp626,4 triliun dengan 678 juta perangkat.
Lebih lanjut, Teguh juga mengatakan pada 2045 ditargetkan setiap penduduk Indonesia memiliki sekitar 22 perangkat Internet of Things. Hal ini pun termasuk smart wearable, wireless headphone, lampu pintar, dan lain sebagainya.
Kemudian, ujar Teguh, pendidikan IoT juga harus dilakukan sembari dini, sehingga ketika sudah SMA atau kuliah, para pelajar sudah bisa menciptakan solusi untuk IoT.
“Seharusnya pendidikan IoT ini sebisa mungkin ada di tingkat dasar kita pengen ini jadi kurikulum. Target kita ke sana,” ujar Teguh.