Diduga Telah Punah, Spesies Echidna atau Landak Paruh Panjang Ditemukan di Papua

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 12 November 2023 | 13:32 WIB
Echidna alias landak paruh panjang
Echidna alias landak paruh panjang
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspedisi ilmiah ke pegunungan Cyclops di provinsi Papua menemukan spesies echidna, mamalia yang selama ini dianggap telah punah.

Tim juga menemukan lusinan spesies serangga yang belum dideskripsikan, serta arakhnida, amfibi, dan bahkan udang yang baru ditemukan yang hidup di pepohonan.

"Echidna berparuh panjang Attenborough dan dinamai sesuai nama Sir David, memiliki “duri landak, moncong trenggiling, dan kaki tahi lalat,” kata James Kempton, ahli biologi di Universitas Oxford yang memimpin eksplorasi ke Pegunungan Cyclops, di provinsi Papua, Indonesia dilansir dari New York Times.

Sebagian besar rincian tentang sejarah hidup mamalia yang terancam punah ini, yang ukurannya sedikit lebih kecil dari kucing rumahan, masih menjadi misteri.

Selama bertahun-tahun, echidna dikhawatirkan punah. Satu-satunya catatan ilmiah sebelumnya tentang spesies ini adalah spesimen yang dikumpulkan pada tahun 1961.

Spesies ini adalah salah satu dari lima monotremata yang masih hidup, kelompok mamalia primitif aneh yang mencakup platipus dan tiga spesies echidna lainnya.

Monotremata menyimpang dari nenek moyang mamalia lain sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Kelima spesies tersebut bertelur dan menyusui anaknya dengan susu melalui pori-pori kulitnya, karena mereka tidak memiliki puting susu, dan memiliki moncong yang dapat mendeteksi gerakan dan arus listrik mangsanya.

Dilansir dari Oxford Student, tim ilmuwan dari Universitas Oxford melakukan ekspedisi berbahaya selama empat minggu melintasi Pegunungan Cyclops di Indonesia saat menemukan spesies echidna.

Ekspedisi tersebut dibantu oleh warga lokal Yongsu Sapari.

Tim tersebut, dipimpin oleh James Kempton, melakukan perjalanan sejauh 11.000 meter dan memasang lebih dari 80 kamera jebakan untuk mencoba menemukan makhluk yang sulit ditangkap ini.

Echidna Attenborough, bersama dengan platipus dan tiga spesies echidna lainnya, adalah satu dari lima monotremata yang tersisa.

Ini adalah mamalia langka yang bertelur dan menyimpang dari kelompok mamalia lainnya sekitar 200 juta tahun yang lalu.

Banyak aspek unik dari biologi mereka yang telah menarik minat para ilmuwan selama bertahun-tahun, termasuk kemampuan mereka untuk 'mengeluarkan' susu melalui kulit untuk memberi makan anak-anak mereka, dan sistem elektrosensori di moncong yang mereka gunakan untuk mendeteksi arus listrik pada mangsa.

Gaya hidup echidna yang soliter dan aktif di malam hari tidak diragukan lagi berperan dalam membuat spesies yang sulit ditemukan ini begitu sulit ditemukan.

Tak hanya gunungnya yang dikeramatkan, echidna sendiri juga melambangkan simbol perdamaian bagi masyarakat setempat.

Meski tergolong ‘sangat terancam punah’ dalam daftar merah IUCN, ekidna masih belum termasuk spesies yang dilindungi di Indonesia.

Selain itu, pegunungan dikelilingi oleh banyak ancaman manusia, termasuk penebangan kayu, pertanian, dan pertambangan.

Jelas bahwa hutan ini menyimpan potensi biologis yang besar, dan gelombang penemuan ini mungkin merupakan hal yang diperlukan untuk menerima upaya konservasi yang diperlukan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper