Bisnis.com, DUBAI--Para pakar keamanan siber terkemuka di dunia berkumpul di Gitex Global 2023 untuk mengatasi tantangan mendesak kejahatan siber, yang diperkirakan menyebabkan kerugian tahunan US$10,5 triliun pada 2025.
Gulf Information Technology Exhibition (Gitex) Global 2023, 16-20 Oktober, merupakan pameran teknologi dan startup terbesar, yang melibatkan 6.000 peserta, termasuk 1.800 startup dari 100 negara dengan 1.000 venture capital.
Ransomware, kejahatan kripto, dan risiko yang terkait dengan AI Generatif adalah beberapa di antara ancaman utama yang perlu diatasi oleh chief information security officer (CISO) dan profesional keamanan di era digital.
Kepala Keamanan Siber Pemerintah UEA Mohamed Al-Kuwaiti mengatakan transformasi digital di semua sektor di UEA telah menjadikannya katalis untuk peningkatan kolaborasi.
Al-Kuwaiti juga menyoroti kerja Dewan Keamanan Siber UEA di seluruh UEA dan bagaimana Dewan berkolaborasi dengan para mitra untuk melindungi dan membela masyarakat dan organisasi dari ancaman siber.
“Kami berupaya untuk terus berinovasi dan membentuk kemitraan dengan entitas, negara, dan pemerintah. Visi kami adalah menciptakan tempat yang hebat untuk berkolaborasi, bekerja, dan melayani seluruh dunia,” tambahnya, Senin (16/10/2023).
Sementara itu, Huawei menunjukkan kemampuan dan solusi keamanan siber terdepannya untuk mengatasi ancaman yang terus berkembang, yang dihadapi oleh organisasi dan negara yang ikut serta dalam transformasi digital.
Chief Security Officer Huawei Timur Tengah & Asia Tengah Aloysius Cheang menaruh perhatian pada beberapa risiko keamanan siber yang terkait dengan pesatnya perkembangan industri AI. Meski dapat meningkatkan keamanan siber, AI generatif juga dapat menimbulkan potensi kerentanan dan risiko.
"Dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat perlu secara proaktif mengatasi kemungkinan risiko tersebut, mengatur penggunaan AI generatif yang etis dalam keamanan siber, dan membangun tata kelola yang kuat. kerangka kerja," katanya.
Aloysius menganjurkan kolaborasi yang lebih besar dan berbagi informasi antarorganisasi untuk memerangi ancaman dunia maya secara efektif.
“Kita harus mengubah dan memfokuskan upaya dalam membangun tata kelola keamanan data dan mengadopsi model 'ikuti data' sebagai abstraksi untuk mengatasi setiap teknologi baru yang kita hadapi, baik itu cloud atau AI.”
Diskusi panel bertajuk Keamanan Siber di Inti Transformasi Digital menampilkan Mohamed Al-Kuwaiti bersama dengan Amer Sharaf, Direktur Eksekutif Sektor Sistem dan Layanan Keamanan Siber, Pusat Keamanan Elektronik Dubai.
Lalu ada Nathan Swain, mantan Penasihat Keamanan Senior Pemerintah Inggris; Pengiran Dato Shamhary Mustapha, Menteri Transportasi dan Infokomunikasi, Brunei; dan Hon. Ousman Bah, Menteri Komunikasi dan Ekonomi Digital Gambia.
Para panelis berbagi wawasan mereka tentang keseimbangan keamanan dan inovasi di era digital. Bersama-sama, mereka secara kolektif menekankan pentingnya kolaborasi dengan lembaga pemerintah dan swasta, serta menggarisbawahi perlunya mempertahankan investasi di bidang keamanan siber.
Gitex Global 2023 menandai debut global pameran keamanan siber yang paling dinanti tahun ini, Gitex Cyber Valley, yang diselenggarakan oleh Dewan Keamanan Siber UEA. Cyber Valley menyelenggarakan berbagai hackathon dengan lebih dari 500 peretas kulit putih berpartisipasi dalam lima tantangan untuk memecahkan masalah teknologi global.
Peserta Cyber Valley juga dapat menjelajahi X-Labs Security, platform mutakhir untuk pembicaraan teknis dan demo produk terbaru.
Organisasi keamanan siber terkemuka, termasuk Huawei, Netscout, ESET, Kaspersky, Norton, Palo Alto, Fortinet, dan banyak lagi, mengadakan pameran di Gitex Global 2023 untuk menunjukkan bagaimana solusi mereka membantu organisasi melindungi aset mereka yang paling berharga. (*)