Bisnis.com, JAKARTA - Bobobox, perusahaan rintisan pengelola hotel kapsul, mengeklaim tingkat okupansi kamar di perusahaan telah melampau dari prapademi. Potensi peningkatan masih sangat terbuka ke depan seiring dengan pemulihan di industri pariwisata.
Co-founder Bobobox Antonius Bong mengatakan saat ini jumlah wisatawan yang menginap di tempatnya sudah lebih tinggi daripada masa sebelum pandemi.
Pertumbuhan tersebut, lanjutnya, akan makin tinggi seiring dengan peningkatan penerbangan domestik dan internasional yang saat ini masih 50%.
“Dari occupancy rate, dari harga jual per malam, itu sudah kembali atau bahkan lebih tinggi daripada level saat prapandemi,” ujar Antonius di Jakarta, Jumat (13/10/2023).
Bobobox saat ini terus berupaya mengembangkan jangkauan produk di berbagai lokasi untuk menghadirkan pengalaman beristirahat yang unik dan bermakna kepada konsumen.
Bobobox juga berkomitmen untuk mengembangkan praktik berkelanjutan dan menerapkan pendekatan yang lebih bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial terhadap produk dan layanan perusahaan.
Dengan desain konstruksi modular dan material prefabrikasi, Bobobox berusaha mengurangi dampak terhadap lingkungan dan meminimalisir perubahan terhadap kontur tanah di lokasi fasilitas akomodasi kami.
Dikutip dari Indonesia.go.id, pada 2023 Kemenparekraf menargetkan sekitar 1,4 miliar pergerakan wisatawan domestik serta 3,5 juta hingga 7,4 juta wisatawan mancanegara.
Ketua Tim Kerja Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas Mulyanto mengatakan saat ini industri pariwisata baru pulih 50%.
“Untuk fase pascapandemi ini masih dalam proses pemulihan. Belum 100%. Terutama industri penerbangan itu belum 100 persen, masih sekitar 50%,” ujar Mulyanto.
Padahal, kata Mulyanto, transportasi penerbangan merupakan salah satu tolak ukur untuk menghitung jumlah wisatawan.
Oleh karena itu, Mulyanto mengatakan industri pariwisata di seluruh Indonesia saat inipun sama-sama berusaha untuk memperbaiki dan membuat pariwisata menjadi pulih 100% atau bahkan lebih.
Sementara di saat yang sama, Kemenparekraf juga mendorong masyarakat untuk lebih bermobilitas di dalam negeri.
"Kemudian, dukungan Kemenparekraf ke depan, melalui kerangka regulasi di aspek wisata, seperti mengelola pedoman pariwisata berkelanjutan, kemudian juga ada pengelolaan destinasi itu mulai digalakkan sebagai isu," ujar Mulyanto