Bisnis.com, JAKARTA - Jerman tak jadi mengirimkan senjata canggih rudal Taurus ke Ukraina untuk menghadapi Rusia.
Sementara itu, alasan dibatalkannya pengiriman rudal tersebut karena kekhawatiran Jerman jika harus konfrontasi langdung dengan Rusia.
Menurut Kanselir Jerman Olaf Scholz jika rudal Taurus dikirim ke Ukraina, pihaknya juga harus mengirim teknisi dan militer ke Ukraina untuk menggunakan rudal tersebut.
Padahal tindakan tersebut bisa membuat Rusia murka sehingga konfrontasi bisa tak terhindarkan.
Spesifikasi Rudal Taurus
Rudal Taurus merupakan rudal udara-ke-permukaan jarak jauh yang dikembangkan dan diproduksi oleh Taurus Systems. Perusahaan ini merupakan perusahaan patungan antara LFK-Lenkflugkörpersysteme (EADS/MBDA) (67%) dan Saab-Bofors Dynamics (33%).
Sistem peluru kendali berpresisi tinggi dapat menembus sistem pertahanan udara yang padat dan menghancurkan sasaran militer stasioner dan semi stasioner yang keras dan terkubu di darat.
Rudal tersebut mampu mengatasi sasaran-sasaran, seperti fasilitas pangkalan udara, bunker, fasilitas pelabuhan, stasiun komando, kontrol dan komunikasi, fasilitas penyimpanan amunisi, jembatan, kapal di pelabuhan dan landasan pacu.
Sistem rudal Tauru memiliki berat keseluruhan 1.400 kg, panjang 16,7 kaki, lebar sayap 6,7 kaki, dan diameter 3,5 kaki. Senjata ini termasuk dalam kategori persenjataan MTCR dua.
Rudal Taurus cocok untuk serangan siang dan malam serta segala cuaca. Rudal ini membawa sekitar 481kg penetrator multi-efek inert, sistem hulu ledak tahap ganda canggih dan optimalisasi target (MEPHISTO) untuk penetrasi target yang unggul. Sistem pengapian hulu ledak didasarkan pada sekering multiguna cerdas yang dapat diprogram (PIMPF).