Bisnis.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan selama Bank Sentral Amerika, Federal Reserve (The Fed) masih menahan atau meningkatkan suku bunga acuan maka pendanaan baru startup akan sulit tercipta.
Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan tingginya suku bunga The Fed akan membuat venture capital sulit memberikan suntikan dana.
“The Fed juga masih menahan suku bunga di level yang cukup tinggi yang menyebabkan masih seretnya likuiditas dari VC,” ujar Huda kepada Bisnis, Jumat (15/9/2023).
Hal ini dikarenakan perusahaan pendanaan akan cenderung menyimpan uangnya di bank untuk mendapatkan keuntungan dari bunga, daripada menginvestasikan uang di perusahaan rintisan yang masih penuh risiko.
“Perusahaan dan VC masih melihat prospek ekonomi global yang buruk sehingga menahan ekspansi modalnya ke perusahaan rintisan termasuk di ASEAN,” ujar Huda.
Dikutip dari Bisnis (2/8/2023), The Fed telah menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) atau 0,25 persen ke kisaran 5,25 persen—5,5 persen pada pertemuan Juli 2023. Kenaikan suku bunga itu merupakan yang ke-11 kalinya dilakukan The Fed dalam 12 pertemuan terakhirnya.
Kendati demikian, ekonom memperkirakan bank sentral Amerika Serikat atau The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September 2023 mendatang.
Berdasarkan dari 97 ekonom yang disurvei oleh Reuters, lebih dari 95 persen ekonom atau tepatnya 94 ekonom yang disurvei pada 7-12 September 2023 memproyeksikan bahwa The Fed mempertahankan suku bunga dalam kisaran 5,25-5,50 persen. Proyeksi ini sejalan dengan ekspektasi pasar.