Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah raksasa ritel dunia seperti Amazon, Apple, dan Samsung diketahui membatasi penggunaan aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kepada karyawannya. Sebaliknya, Walmart justru membekali ribuan karyawannya dengan asisten AI untuk membantu pekerjaan mereka.
Alat AI generatif yang mencakup fitur "My Assistant" disebut akan membantu 50.000 karyawan Walmart untuk merangkum dokumen dan mempercepat pembuatan serta penyusunan proyek.
Hal ini disampaikan CPO Walmart Donna Morris dan Wakil Presiden Eksekutif Bisnis Baru dan Teknologi Berkembang Cheryl Ainoa dalam sebuah unggahan blog di media sosial Linkedin pada Rabu (30/8/2023) kemarin.
“Kami yakin AI generatif akan merevolusi industri ritel, membuat belanja lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan/anggota, serta menciptakan pengalaman kerja yang lebih baik bagi rekanan.” Demikian tertulis dalam unggahan tersebut.
Fitur My Assistant dapat digunakan karyawan melalui aplikasi Me@Campus yang baru diluncurkan perusahaan baru-baru ini.
Aplikasi ini dimaksudkan untuk membebaskan karyawan dari tugas yang monoton dan berulang, serta di saat yang sama memberikan lebih banyak waktu bagi karyawan untuk fokus meningkatkan pengalaman para pelanggan.
Lebih lanjut, Walmart menuliskan harapannya untuk menggunakan alat AI dalam orientasi dan pemilihan paket tunjangan tahunan karyawan.
Melansir dari Business Insider, Kamis (31/8/2023), sebelumnya Walmart telah memberdayakan AI di layanan pelanggannya, dengan menambahkan "AI Percakapan" ke chatbot dan fitur belanjanya, termasuk layanan Walmart Voice Order dan Text to Shop, yang merekomendasikan produk berdasarkan pesanan pelanggan sebelumnya.
Di sejumlah tokonya, karyawan Walmart dapat menggunakan asisten suara "Ask Sam" untuk membantu menemukan lokasi barang. Mesin pembayaran juga dilengkapi dengan kamera bertenaga AI untuk membantu mendeteksi dan mencegah pencurian.
Upaya perusahaan dalam memberdayakan AI juga kemungkinan besar akan meningkat setelah Walmart mempekerjakan seorang manajer senior untuk tim AI percakapannya yang dapat memperoleh penghasilan antara US$168.000–252.000 atau sekitar Rp2 triliun–3,8 triliun per tahun.
CEO Walmart, Doug McMillon, baru-baru ini juga menyampaikan kepada pemegang sahamnya bahwa perusahaan akan fokus pada peningkatan penggunaan AI generatif untuk lebih memahami pelanggannya dan meningkatkan rantai pasokannya. Selain AI generatif, McMillon mendorong Walmart ke arah yang paham teknologi, termasuk menyiapkan layanan pengiriman drone di beberapa toko.
Meskipun beberapa perusahaan besar AS masih ragu untuk menggunakan AI generatif, sejumlah perusahaan lain telah menerapkan AI ke dalam bisnis mereka dengan hati-hati.
Accenture dan Goldman Sachs, misalnya, sedang membangun dan menguji alat AI mereka sendiri dengan harapan teknologi tersebut dapat menyederhanakan alur kerja dan meningkatkan produktivitas. Perusahaan teknologi seperti Meta, Netflix, dan aplikasi kencan Engsel juga diketahui bersedia membayar gaji enam digit untuk menarik bakat AI generatif. (Lydia Tesaloni Mangunsong)