Bisnis.com, JAKARTA - Kaleido Intelligence, perusahaan riset global, memperkirakan jumlah embbeded SIM (eSIM) atau sim digital akan menyentuh 1,4 miliar pengiriman pada 2028. Sejalan dengan itu, masa depan SIM fisik akan terkikis.
Kaleido Intelligence juga memperkirakan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) eSIM meningkat 21 persen hingga 2028, dengan pertumbuhan rata-rata eSIM di smartphone mencapai 77 persen antara tahun 2023 dan 2028.
Kaleido memperkirakan disrupsi pasar akan datang dalam bentuk ‘travel eSIM’ serta peningkatan kemampuan untuk mentransfer eSIM dari satu perangkat ke perangkat lainnya, yang memaksa pasar untuk mengambil bentuk baru.
Namun, transformasi paling besar diperkirakan akan terjadi di bidang IoT. Spesifikasi IoT untuk eSIM akan mengalami komersialisasi sebagai solusi yang telah memenuhi persyaratan’ pada 2024, dan akan menurunkan beban teknis dan investasi dalam menyiapkan sistem IoT.
“Meskipun banyak operator seluler mungkin tidak memiliki strategi konkret untuk konektivitas IoT di ritel, dukungan untuk eSIM melalui spesifikasi baru akan menawarkan peluang yang cukup besar di tingkat grosir,” Kepala Strategi & Wawasan Kaleido Nitin Bhas, dikutip Selasa (22/8/2023).
Bhas memperkirakan dengan lebih dari setengah eSIM IoT aktif menggunakan spesifikasi baru pada 2028, permintaan untuk profil konektivitas akan lebih besar dari sebelumnya.
Riset Kaleido menemukan bahwa kombinasi migrasi menuju smartphone 'eSIM-first' dan kemampuan untuk menawarkan perjalanan yang lebih mulus untuk pembelian SIM perjalanan kemungkinan akan membantu mempercepat pengadopsian SIM perjalanan dan mengikis pasar SIM perjalanan fisik yang ada.
Bhas mengatakan biaya roaming yang tinggi, meningkatnya kesadaran wisatawan akan eSIM, dan ratifikasi spesifikasi eSIM GSMA pada masa mendatang untuk smartphone di China akan makin mendorong lonjakan adopsi ini untuk solusi eSIM alternatif.
“Lanskap pasar memberi peluang bagi operator seluler untuk membentuk kembali strategi roaming tradisional mereka, menarik pelanggan baru melalui layanan eSIM perjalanan yang serupa, dan untuk mendorong penggunaan di antara pelanggan yang sudah ada dengan penawaran roaming yang menarik,” kata Bhas.
Kaleido Intelligence memperkirakan pengeluaran ritel perjalanan eSIM akan meningkat 500 persen antara tahun 2023 dan 2028, karena wisatawan rencana perjalanan eSIM yang lebih murah di luar pasar inti.
Pasar eSIM perjalanan global akan bernilai hampir US$10 miliar pada 2028, yang mencakup lebih dari 80 persen total pengeluaran SIM perjalanan pada saat itu. '
Kemudian, pasar eSIM untuk perjalanan diperkirakan mencapai US$30 miliar. Pengeluaran ritel untuk layanan konektivitas perjalanan, termasuk paket roaming dan SIM perjalanan, akan bernilai lebih dari US$30 miliar pada tahun 2028.
Sementara itu di Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) menjadi operator yang lebih dahulu mengadopsi eSIM.
XL Axiata mengejar pertumbuhan pelanggan dengan merilis embedded sim (eSIM) atau kartu tertanam di ponsel, yang akan menyasar pengguna ponsel kelas atas dan perangkat yang terhubung dengan internet atau internet of things (IoT).
Langkah digitalisasi kartu SIM ini juga merupakan bagian dari upaya XL untuk terus tumbuh secara efisien di tengah persaingan ketat industri telekomunikasi dalam negeri.
Group Head Mass Segment XL Axiata Lyra Filiola mengatakan pada tahap awal peluncuran eSIM perseroan akan mengincar mayoritas dari pelanggan XL Axiata terlebih dahulu dan akan berkembang ke pelanggan mobile lainnya.
XL Axiata juga membuka peluang untuk menyasar pelanggan nonhuman atau pelanggan mesin.
SVP-Head of Corporate Communications of IOH Steve Saerang mengatakan, eSIM ini merupakan teknologi baru yang memungkinkan pelanggan dapat mengakses jaringan IOH ke perangkat/handphone tanpa menggunakan kartu SIM fisik.
"Indosat Ooredoo Hutchison telah menyediakan produk eSIM di beberapa gerai di Jakarta. Untuk selanjutnya, produk ini juga akan tersedia secara nasional dalam waktu dekat," kata Steve.
Dia menyebut pada fase awal ini, pelanggan dapat melakukan aktivasi nomor baru dan penggantian kartu fisik nomor lama IM3, baik prabayar maupun pascabayar. Adapun lokasinya tersedia di Gerai Pusat (Kantor Pusat Indosat Ooredoo Hutchison), Pondok Indah, Roxy, Kota Kasablanka, Mangga Dua, dan Mall Ambassador.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan seiring dengan makin banyaknya ponsel yang dilengkapi fitur eSIM, jumlah pengguna eSIM di perseroan tumbuh cukup signifikan.
Pertumbuhan juga didorong oleh fitur eSIM yang sudah banyak tersemat di MiFi, router nirkabel yang biasa digunakan untuk WiFi seluler.
“Dari pertumbuhan pelanggan kami yang sekitar 3 jutaan [2022], hampir 20 persennya berasal dari eSIM sekarang. Pelanggan kami juga banyak yang menggunakan MiFi, dan eSIM telah mendukung MiFi,” kata Merza.
Untuk diketahui, pada pertengahan 2019 Smartfren meluncurkan teknologi eSIM dan menjadi yang pertama di Indonesia. Saat itu baru sedikit ponsel yang mendukung teknologi ini, salah satunya adalah iPhone XR.