Elon Musk Gugat 4 Anonim yang Lakukan Data Scraping Terhadap Twitter

Lydia Tesaloni Mangunsong
Jumat, 14 Juli 2023 | 15:55 WIB
Elon Musk
Elon Musk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Bos Twitter Elon Musk mengajukan gugatan terhadap empat orang anonim atas tindak data scraping atau pengorekan data terhadap Twitter. Para terdakwa diduga melakukan kontrak dengan operator fasilitas pemrosesan data di Dallas County, Texas.

Melansir dari The Verge, Jumat (14/7/2023), gugatan diajukan di pengadilan Dallas County pada 6 Juli lalu. Melalui gugatan itu, Musk menuntut ganti rugi lebih dari US$1 juta atau sekitar Rp14,9 miliar atas pengorekan data terkait penduduk Texas secara ilegal .

Perusahaan mengaku tidak dapat memastikan identitas empat terdakwa tersebut, tetapi kuasa hukum X Corp. mencantumkan empat alamat IP sebagai pengganti nama dalam gugatan.

Empat terdakwa, yang hanya diidentifikasi melalui alamat IP, dikabarkan menghapus data pengguna Twitter secara tidak sah, yang mana melanggar kebijakan layanan platform.

Dalam gugatan disebutkan empat alamat IP ini membanjiri halaman pendaftaran Twitter dengan permintaan otomatis, yang diduga membebani server perusahaan dan mengganggu pengalaman pengguna.

Tidak diketahui apakah Twitter langsung berusaha memblokir alamat IP yang ditemukan terlibat dalam tindakan yang dianggap sebagai pengorekan data tak wajar oleh perusahaan .

Data scraping atau pengorekan data terjadi ketika program otomatis mengumpulkan data dari situs web yang dapat diakses publik, yang mana data tersebut nantinya dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk melatih kecerdasan buatan model bahasa besar, menargetkan iklan online, dan yang lainnya.

Musk mungkin kesulitan dalam kasus ini, mengingat Pengadilan AS tahun lalu memutuskan bahwa data scraping terhadap data yang dapat diakses publik tidak melanggar Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer (regulasi umum terkait tuntutan hukum anti-scraping), meskipun pada tahun 2020, Pengadilan memutuskan bahwa data scraping dapat dianggap sebagai tindak pengayaan yang tidak adil.

Sejak mengambil alih Twitter, Musk telah membuat banyak perubahan yang menurutnya diperlukan untuk menghentikan perusahaan AI mengambil data Twitter dan menggunakannya untuk melatih model bahasa besar mereka.

Awal Juli lalu, Twitter menetapkan batasan sementara pada jumlah unggahan yang dapat dibaca pengguna. Sementara pada bulan April, Twitter mengancam akan menuntut Microsoft atas klaim "melatih secara ilegal menggunakan data Twitter".

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper