Bisnis.com, JAKARTA - Grubhub, layanan pesan antar asal Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap sekitar 15 persen atau sekitar 400 karyawannya.
Melansir Bloomberg, Selasa (13/6/2023), alasan pemutusan hubungan kerja (PHK) ini karena layanan pengantaran makanan ini berusahan untuk memangkas biaya atau efisiensi.
CEO Grubhub, Howard Migdal, mengatakan dalam memo internal meskipun bisnis perusahaaan berkembang sejak adanya pandemi Covid-19, tapi adanya peningkatan biaya operasional dan karyawan yang meningkat menyebabkan perusahaan mengambil langkah PHK.
“Perubahan ini, meskipun sulut akan membantu memastikan kami memiliki sumber daya dan struktur yang tepat untuk fokus pada prioritas dan peluang bisnis ke depan,” kata Howard dikutip dari Bloomberg.
Adapun, berita ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal. Pengurangan pekerjaan, yang berdampak pada sekitar 400 orang, mencerminkan gejolak yang berkembang di perusahaan yang berbasis di Chicago tersebut.
Mantan CEO Grubhub, Adam DeWitt, mengundurkan diri pada Maret lalu. Grubhub, yang dimiliki oleh JustEatTakeaway.com NV yang berbasis di Amsterdam, telah berjuang keras untuk menangkis persaingan dari saingannya, DoorDash Inc. dan Uber Technologies Inc.
Permintaan untuk makanan yang dibawa pulang tetap kuat bahkan ketika ledakan pandemi mereda, tetapi Grubhub justru semakin melemah.
Grubhub dan anak perusahaannya, yang meliputi Seamless dan Eat24, hanya mencakup 9 persen dari belanja konsumen pengiriman makanan AS pada April, menurut Bloomberg Second Measure.