Bisnis.com, JAKARTA - Maraknya perusahaan migrasi data ke cloud dalam rangka transformasi digital ternyata masih belum dibarengi dengan pemanfaatan maksimal dari teknologi terkini tersebut. Padahal, potensi pasarnya mencapai US$13,8 miliar setara Rp203,57 triliun (kurs tengah BI Rp14.752 per dolar AS) pada 2026.
Kelanjutan adopsi cloud dapat terhenti karena kurangnya pemahaman tentang bagaimana cloud dapat memberikan manfaat bagi operasional perusahaan secara luas dalam hal keterlibatan pelanggan, transaksi, dan juga menyederhanakan operasi.
Hasil studi Fasilkom UI, BSSN, dan ACCI mengenai adopsi komputasi awan sebagai teknologi yang mempercepat transformasi digital, menunjukkan bahwa dari 31 institusi yang menjadi responden, sebanyak 67,7 persen telah mengadopsi komputasi awan, dan 32,3 persen belum mengadopsinya.
Di sisi lain, nilai pasar komputasi awan di Indonesia dan juga kawasan Asean cukup menjanjikan dan diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2021, nilai pasar cloud di Asean mencapai US$5,4 miliar. IDC melaporkan bahwa angka ini akan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi US$13,8 miliar setara Rp203,57 triliun pada 2026.
COO IDCloudHost Adam Darmanto menilai adopsi cloud sering kali gagal atau tidak maksimal karena ketidakjelasan tujuan dari adopsi cloud.
"Kurangnya kepemimpinan bisnis dalam adopsi cloud dapat membatasi manfaat bagi tim atau pelanggan mereka untuk menjadi lebih produktif," ujarnya dalam keterangan, Sabtu (13/5/2023).
Dia menambahkan penggunaan layanan cloud belum sepenuhnya dipahami oleh manajemen perusahaan. Sebagai contoh, cloud dapat menjadi solusi untuk mengalihdayakan sistem informasi, keahlian tenaga kerja, atau investasi modal.
"Cloud yang berorientasi pada sistem informasi juga dapat berperan sebagai produktivitas enabler, atau ruang kerja untuk kolaborasi tim," tuturnya.
Komputasi awan diklaim menjadi masa depan dan satu-satunya teknologi yang tepat untuk melakukan transformasi digital dalam rangka memenuhi permintaan pasar, menjaga daya saing dan mengembangkan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan di masa depan.
"CxO perlu merangkul dan memahami layanan cloud untuk mempercepat transformasi digital di perusahaan mereka. Transformasi digital merupakan inisiatif besar dan tidak bisa diserahkan kepada divisi IT saja. Transformasi digital membutuhkan kepemimpinan CxO. Keterlibatan CxO akan menjamin kesuksesan transformasi digital di perusahaan," ujar Adam.