Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang memberikan dampak selain urusan kesehatan masyarakat, telah mengungkit penetrasi teknologi digital lebih luas. Kini di tengah kondisi menuju normal, peran teknologi digital masih dibutuhkan, meskipun ada beragam tantangan terutama terkait regulasi serta keandalan dan keamanan data.
Peran penting teknologi digital salah satunya tergambarkan dari survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada 2021 tingkat penetrasi internet di Indonesia tumbuh hingga 77,02% atau sebanyak 210 juta jiwa dari sekitar 272 juta jiwa penduduk Indonesia.
Secara otomatis, makin meningkatnya pengguna internet merupakan infrastruktur sekaligus cerminan kebutuhan masyarakat mengakses berbagai layanan digital. Patut diakui, pandemi adalah salah satu katalisator besar bagi ekosistem teknologi digital. Layanan teknologi digital pun seakan komplet memenuhi segala kebutuhan. Selain itu, dampak nyata teknologi digital dirasakan baik secara mikro maupun makro.
Jika melihat pola aktivitas dan layanan dari perusahaan teknologi digital selama pandemi, setidaknya ada beberapa peran enabler yang dilakukan perusahaan untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Misalnya, platform e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee membantu usaha kecil dan menengah untuk meneruskan roda bisnis melalui platform mereka.
Lebih jauh, berdasarkan laporan IMF pada 2021 yang menyebutkan kontribusi platform digital dalam mendorong inklusi finansial bagi UMKM melalui pembentukan infrastruktur dan ekosistem layanan finansial berbasis aplikasi digital.
Di sisi lain, platform transportasi online dan antaran makanan maupun barang seperti Grab dan Gojek juga memberikan akses lapangan pekerjaan bagi masyarakat untuk menggerakan roda ekonomi di masa pandemi.
Salah satu kontribusi perusahaan teknologi digital lainnya yang cukup signifikan dalam pemulihan ekonomi nasional adalah dengan memberikan akses teknologi pada sektor-sektor yang terdampak akibat pembatasan aktivitas sosial selama pandemi.
Platform travel seperti Traveloka, menstimulasi roda ekonomi di sektor pariwisata yang sejalan dengan kepentingan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi, misalnya melalui digitalisasi penyedia layanan jasa transportasi agar produknya dapat diakses jutaan masyarakat melalui platform digital.
Selain itu, memupuk kerja sama dengan beragam pemangku kepentingan juga menjadi kunci untuk mempercepat pemulihan pascapandemi, seperti yang dilakukan Traveloka dalam gelaran Asean Tourism Forum 2023 yang dihelat di Yogyakarta bulan Februari lalu.
Upaya pemulihan ekonomi pariwisata oleh perusahaan teknologi berjalan seiring kebijakan pemerintah tentang protokol kesehatan yang dimediasi melalui aplikasi digital seperti terlihat dari penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk menjaga keamanan dan kesehatan wisatawan.
Selain itu, regulasi sertifikasi CHSE menjadi persyaratan tambahan bagi pengusaha di bidang pariwisata untuk memastikan layanan mereka aman bagi pelanggan.
Perusahaan teknologi digital juga memberikan dampak positif pada sektor ekonomi kreatif di Indonesia. Contohnya adalah platform video sharing seperti TikTok, yang memberikan ruang kreatif bagi para kreator di Indonesia untuk mengekspresikan ide-ide mereka.
Banyak kreator lokal yang berhasil mencuri perhatian pengguna TikTok global dan menghasilkan pendapatan melalui kerja sama dengan merek-merek yang ingin mempromosikan produk mereka. Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi digital, banyak perusahaan tradisional yang beralih ke model bisnis online untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan daya saing mereka.
Privasi data menjadi salah satu isu utama yang dihadapi oleh perusahaan teknologi digital. Hal ini terkait dengan pengumpulan data pribadi pengguna yang dilakukan oleh platform-platform teknologi digital yang memiliki risiko tinggi.
Perusahaan teknologi digital harus memastikan bahwa data yang mereka kumpulkan dan simpan aman dan tidak disalahgunakan. Salah satu solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengimplementasikan regulasi yang jelas terkait dengan pengumpulan dan penggunaan data pribadi pengguna.
Untuk mengantisipasi tantangan regulasi ekonomi digital di Indonesia, perlu dilakukan upaya-upaya yang komprehensif dari berbagai pihak terkait. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan memperluas ruang diskusi dan tukar argumen antara pihak pemerintah, perusahaan teknologi, masyarakat, dan ahli di bidang ekonomi digital.
Pemerintah perlu membuka ruang diskusi dengan melibatkan berbagai pihak lintas sektor dan para ahli di sejumlah bidang, dalam proses perumusan regulasi di bidang ekonomi digital, termasuk perusahaan teknologi dan masyarakat sebagai pengguna jasa teknologi. Ini untuk memastikan regulasi yang lebih inklusif dan memperhitungkan berbagai sudut pandang.
Berikutnya, perlu ada upaya penguatan kapasitas bagi regulator di bidang ekonomi digital. Regulator butuh memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk memahami teknologi dan dinamika industri ekonomi digital.
Selanjutnya, perlu adanya koordinasi dan sinergi antara regulator di berbagai sektor terkait ekonomi digital. Regulasi di bidang ekonomi digital melibatkan berbagai sektor seperti hukum, teknologi, keuangan, dan perlindungan konsumen.
Tantangan regulasi di bidang ekonomi digital di Indonesia tidak bisa diatasi hanya oleh satu pihak saja. Perlu adanya kerja sama dan kolaborasi yang erat antara pemerintah, perusahaan teknologi, masyarakat, dan regulator agar regulasi yang dibuat lebih inklusif dan berkelanjutan.