Perusahaan Pembuat Roket Virgin Orbit Berencana PHK 85% Karyawannya

Asahi Asry Larasati
Minggu, 2 April 2023 | 11:49 WIB
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Ilustrasi perusahaan rintisan (startup) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)/Dice Insights
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembuat roket Virgin Orbit Holdings berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebesar 85% dari total karyawannya, karena tidak mampu meningkatkan investasi baru.

Saham perusahaan yang dikendalikan oleh Virgin Group milik Richard Branson ini turun 38% dalam perdagangan setelah jam kerja.

Dilansir dari Reuters pada Minggu (2/4/2023), pihak Virgin Orbit mengatakan sekitar 675 karyawan segera kehilangan pekerjaan mereka dan perusahaan akan menanggung biaya terkait sekitar US$ juta.

Keputusan PHK ini merupakan langkah yang diambil lantaran perusahaan menyatakan diri tidak mampu mendapatkan pendanaan yang signifikan.

Untuk diketahui, Virgin Orbit go public pada 2021 melalui kesepakatan cek kosong, di mana perusahaan ini berhasil mengumpulkan dana sebesar US$255 juta lebih sedikit dari yang diharapkan.

Selain kegagalan penggalangan dana baru-baru ini, kegagalan peluncuran roket pada Januari meningkatkan tekanan pada perusahaan.

Minggu lalu Matthew Brown yang berbasis di Texas telah melakukan pembicaraan untuk menginvestasikan US$200 juta di perusahaan tersebut. Namun, diskusi tersebut gagal direalisasikan, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini tanpa ingin disebutkan namanya.

Sejak November, Virgin Group milik Branson telah menyediakan dana sebesar US$50 juta untuk perusahaan peluncuran satelit ini dalam bentuk utang yang dijamin dengan peralatan dan aset-aset lainnya jika terjadi kebangkrutan, menurut pengajuan sekuritas.

Virgin Orbit merumahkan hampir seluruh 750 karyawannya pada 15 Maret dalam apa yang disebut oleh seorang juru bicara sebagai jeda operasional, sementara perusahaan tersebut mencari jalur keuangan yang memungkinkannya untuk fokus pada perbaikan desain roket.

Beberapa karyawan kembali bekerja pada 23 Maret untuk fokus pada pekerjaan mesin roket. Namun, Perusahaan mengharapkan PHK akan selesai secara substansial pada 3 April.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper