Bisnis.com, JAKARTA - PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) atau Moratelindo membukukan pendapatan sebesar Rp46 miliar dari bisnis pusat data sepanjang 2022, atau tumbuh 22,88 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kendati mencatatkan pertumbuhan, bisnis pusat data Moratelindo masih memiliki ruang yang sangat besar untuk tumbuh karena kontribusi yang diberikan masih sangat kecil jika dibandingkan dengan total pendapatan yang dibukukan Moratelindo sepanjang 2022 yang sebesar Rp4,64 triliun.
Chief Strategic Business Officer Moratelindo Resi Y. Bramani mengatakan pertumbuhan bisnis pusat data tidak terlepas dari manajemen pusat data yang baik pada 2022.
Moratelindo membangun sistem kelistrikan yang andal, serta melakukan manajemen konektivitas jaringan telekomunikasi dengan mengintegrasikan jaringan perseroan dan pusat data.
“Selain itu lokasi pusat data kami strategis sehingga minim latensi, aman dan selalu terpelihara,” kata Resi kepada Bisnis.com, Senin (27/3/2022).
Dia menuturkan untuk menjaga pertumbuhan bisnis pusat data pada tahun ini, Moratelindo akan terus melakukan ekspansi atau pembangunan pusat data baru.
Rencananya tahun ini Moratelindo akan membangun pusat data di Kota Batam dan Jakarta, mengingat secara kapasitas pusat data di kota tersebut sudah habis dan perlu ada pengembangan, sehingga dapat memberikan solusi layanan yang terbaik bagi pelanggan.
Saat ini Moratelindo telah memiliki enam pusat data yang tersebar di Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Surabaya dan Bali.
Tidak hanya itu, tutur Resi, Moratelindo juga akan meningkatkan perangkat-perangkat pusat data, baik hardware maupun software. Moratelindo juga akan menjalin kerja sama saling menguntungkan dengan para penyedia web hosting dan komputasi awan.
“Kami juga akan memberikan tarif layanan yang kompetitif bagi pelanggan dan meningkatkan layanan after sales,” kata Resi.
Resi menilai peluang industri pusat data untuk tumbuh masih besar. Gaya hidup masyarakat yang makin digital serta inklusi keuangan digital yang terus tumbuh menjadi salah satu pendorong bisnis pusat data.
Pemerintah, lanjutnya, juga terus mendorong E-Government seperti e-signature, e-SPPT PBB, dan lain-lain yang membutuhkan dukungan pusat data.