Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan transportasi dan pengiriman makanan Grab yang berbasis di Singapura menghentikan sementara kenaikan gaji untuk pegawai level manajemen senior sebagai salah satu antisipasi dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Dikutip dari CNA, Jumat (16/12/2022), CEO Anthony Tan memberikan memo kepada para stafnya terkait langkah-langkah yang diambil perusahaan. Selain penangguhan kenaikan gaji, Grab juga akan lebih berhati-hati dalam melakukan perekrutan karyawan.
Bukan itu saja, Grab juga akan memangkas anggaran perjalanan dinas untuk menekan biaya operasional perusahaan.
"Tidak satu pun dari keputusan ini yang mudah, tetapi ini dimaksudkan untuk membantu kami menjadi lebih ramping dan bugar karena kami mempercepat menuju pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkan," katanya.
Lebih dari sebelumnya, dia mengingatkan semua karyawan agar menerapkan pola pikir hemat dan hati-hati saat mempersiapkan diri untuk 2023.
Adapun pada bulan lalu, Grab menaikkan proyeksi pendapatan 2022 dan melaporkan kerugian operasi yang mengecil.
Dilaporkan bahwa bisnis pengiriman makanan dan barang berhasil mencapai target adjusted EBITDA tiga kuartal finansial lebih cepat dari yang diperkirakan perusahaan.
Tan juga mengatakan, Asia Tenggara tidak akan terhindar dari kenaikan harga dan suku bunga, serta dampak yang diakibatkan gejolak ekonomi terhadap pertumbuhan.
"Langkah-langkah baru Grab juga akan membantu perusahaan mencegah reaksi spontan yang dapat mengganggu rencana di kemudian hari," ujar dia.
Grab memberikan klarifikasi atas laporan tersebut kepada Bisnis. Perusahaan menyatakan bahwa kebijakan penangguhan kenaikan gaji akan diterapkan untuk pegawai level manajemen senior, yakni level direktur ke atas. Grab juga menegaskan bahwa perusahaan tetap melakukan perekrutan karyawan dengan lebih berhati-hati.
Diberitakan sebelumnya, Grab Holding Ltd. memprediksi pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat pada tahun depan lantaran perseroan menyesuaikan diri dengan penurunan pasar dan berupaya mengubah rugi menjadi laba.
Grab memaparkan target kenaikan pendapatan 45 persen hingga 55 persen pada tahun depan dalam acara Investor Day, sementara rata-rata analis memproyeksikan pertumbuhan pendapatan Grab sekitar 84 persen untuk 2023. Perusahaan yang didukung oleh SoftBank Group Corp ini juga mengejar titik impas atau break even point (BEP) pada semester II/2024 secara bersyarat.
Melansir Bloomberg, Selasa (27/9/2022), Grab yang dianggap sebagai salah satu perusahaan transportasi paling maju di Asia Tenggara beberapa tahun kebelakang mengalami kejatuhan saham lebih dari 70 persen. Sebab, perusahaan mengalami kerugian dan pasar saham tengah memburuk.
Sebelumnya, Grab dengan SoftBank Jepang dan Uber Technologies Inc sebagai dua pemegang saham terbesar, menempuh go public di Bursa AS tahun lalu, dengan bergabung bersama SPAC Altimeter Capital Management dalam kesepakatan senilai US$40 miliar.
Namun, kini kapitalisasi pasar Grab telah turun menjadi US$10,8 miliar pada penutupan perdagangan terakhir.
Adapun, Grab tercatat merugi US$3,4 miliar pada 2021 dan telah menumpuk kerugian hampir US$1 miliar dalam dua kuartal pertama tahun ini.
Catatan: Judul berita diubah dari 'Grab Setop Sementara Kenaikan Gaji Manajer Senior & Rekrutmen Karyawan' menjadi 'Grab Setop Sementara Kenaikan Gaji Manajemen Senior & Selektif Rekrut Karyawan' setelah mendapat klarifikasi dari pihak terkait.