GoTo PHK Karyawan Dinilai Wajar, Ini Alasannya

Rio Sandy Pradana
Jumat, 18 November 2022 | 16:26 WIB
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawan masih dinilai realistis dan wajar.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan GoTo dituntut makin efisien dalam menjalankan usaha, sehingga operasional perusahaan bisa dibiayai dari pendapatan bisnisnya. Hal serupa juga dilakukan oleh Amazon, Facebook, Shopee, Indosat dan juga perusahaan lain di Indonesia.

"Melakukan restrukturisasi dan efisiensi, termasuk mengurangi karyawan bukan sesuatu yang luar biasa, itu wajar-wajar saja dalam dunia bisnis," ujarnya, Jumat (18/11/2022).

Dia menuturkan keberadaan GoTo kini sudah menjadi kebutuhan jutaan pengguna dan juga sumber kehidupan bagi mitra driver serta pelaku usaha yang ada di dalam ekosistem tersebut. Mereka harus memastikan kinerja perusahaan mampu bertumbuh dengan lebih sehat dan memiliki keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang.

Menurutnya, GoTo harus mengakselerasi upaya untuk menjadi bisnis yang mandiri secara finansial dan tumbuh secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan antara lain dengan memfokuskan diri pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan resmi GoTo, mereka telah melakukan PHK sebanyak 1.300 karyawan atau sekitar 12 persen dari total karyawan. Tantangan makro ekonomi global telah berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia.

Sejak awal tahun GoTo juga melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama.

Pada akhir kuartal II/2022, Perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek penghematan, seperti teknologi, pemasaran dan outsourcing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper