Bisnis.com, ENDE - Siti Masiha seorang pengepul batu dari laut masih tetap kuat mengumpulkan ribuan batu untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, meskipun sudah berusia 53 tahun.
Tidak hanya untuk menutupi kebutuhan hidupnya saja,hasil dari mengumpulkan batu laut itu juga bisa membawa anaknya menuju sarjana di salah satu kampus di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Siti yang telah mengumpulkan batu laut hias selama 20 tahun mengatakan belum pernah memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk berjualan batu hasil pungutannya.
Pasalnya, dia sama sekali tidak memahami dan belum pernah menggunakan internet sehingga tidak pernah berjualan secara daring di media sosial maupun e-commerce.
"Saya bingung, tidak paham bagaimana jualan secara online itu," tutur Siti, saat ditemui tim Jelajah Sinyal, Senin (31/10).
Selama ini, Siti hanya menerima uang Rp13.000 untuk setiap satu karung batu hias sebesar 25 kilogram yang ia kumpulkan tiap harinya. Siti menjual batu hias itu kepada para pengepul yang langsung datang ke rumahnya.
Siti berharap ada edukasi atau pelatihan internet dari pemerintah daerah agar dirinya bisa ikut berjualan secara daring agar bisa meningkatkan penghasilannya.
Terlebih lagi, dia sering mendengar cerita mengenai banyak orang yang terbantu dan mendapatkan penghasilan lebih besar dengan berjualan melalui media sosial atau platform e-commerce.
Saat ini, seluruh ibu rumah tangga di pesisir laut Ende memiliki pekerjaan yang sama dengan Siti yaitu mengumpulkan batu hias di pesisir Pantai Ende.
"Pekerjaan mengumpulkan batu ini merupakan pekerjaan pokok yang saya tekuni sejak 20 tahun lalu untuk membiayai hidup," katanya.
Batu hias yang dijual Siti mempunyai beberapa macam ukuran, di antaranya berukuran G7 dan G4 dengan harga Rp13.000-Rp14.000 untuk satu karung seberat 25 kilogram.
Penjual batu hias ini bisa kita temui sepanjang perjalanan dari Kota Ende menuju perbatasan Kabupaten Ende dan Nagekeo.